Lumajang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur, tepatnya terletak pada 11253' - 11323' Bujur Timur dan 754' - 823' Lintang Selatan. Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kawasan Tapal Kuda Provinsi Jawa Timur.Â
Lumajang dikelilingi oleh tiga gunung berapi yaitu Gunung Semeru, Gunung Bromo, dan Gunung Lemongan. Namun diantara ketiga gunung berapi yang masih aktif tersebut, gunung yang mendapatkan prioritas pemantauan yaitu Gunung Semeru karena masih sering terjadi aktivitas gunung berapi yang bisa saja membahayakan masyarakat sekitar.Â
Kabupaten Lumajang memiliki luas wilayah sebesar 1.790,90 km persegi serta memiliki iklim tropis. Selain itu Lumajang juga memiliki keanekaragaman di dalamnya baik itu sumberdaya maupun budayanya. Lumajang memang terkenal akan potensi sumber daya alamnya yang mendunia, seperti salah satu contohnya yaitu Gunung Semeru.
Selain pesona Gunung Semeru yang mendunia, Kabupaten Lumajang juga unggul di bidang pertanian, salah satunya yaitu perkebunan salak. Siapa yang tidak mengenal buah salak? Salak sudah sangat terkenal dan bahkan banyak orang yang menyukai buah satu ini karena rasanya yang khas yaitu manis dan agak sepat, dan juga karena buah ini memiiliki banyak manfaat bagi tubuh.Â
Kabupaten Lumajang memiliki banyak perkebunan salak khususnya di daerah Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro karena memang wilayahnya yang merupakan dataran tinggi. Oleh karena jumlah pertanian yang banyak sehingga menyebabkan masyarakat sekitar Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Saat musim panen telah tiba, para petani salak beramai - ramai berangkat ke kebun untuk memanen buah yang telah mereka tanam dan mereka tunggu - tunggu. Dan benar saja di masa panen begitu banyak orang yang berjualan di pinggir jalan di sekitar Candipuro dan Pronojiwo karena memang jalan tersebut merupakan jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan Kabupaten Malang.Â
Namun karena terlalu banyak perkebunan salak disana sehingga hasil panen juga melimpah, menyebabkan harga jual dari salak tersebut sangat rendah. Bahkan tidak sedikit orang yang berjualan salak tersebut bersaing dengan memberikan harga yg lebih murah lagi dengan tujuan agar lebih laku dan bisa memancing pelanggan untuk membeli buahnya.
Dengan melakukan hal tersebut maka buah yang dijual bisa saja lebih laku karena memang daerah yang dituju tidak terdapat salak. Dan juga dengan menjual buahnya ke luar kota maka menyebabkan harga dari buah tersebut menjadi lebih mahal. Hal ini berkaitan dengan teori lokasi yang disampaikan oleh Weber, dimana harga jual buah salak antara orang yang berjualan di luar kota akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan yang berjualan di daerah sekitar perkebunan, karena diakibatkan oleh jarak yang ditempuh oleh penjual tersebut sehingga menambah biaya transportasinya.Â
Selain itu pengambilan lokasi yang tepat juga bisa mempengaruhi harga jual buah salak tersebut. Penjual tersebut harus mencari lokasi yang strategis agar penjual tersebut bisa menjual buah salaknya dengan harga yang cukup tinggi. Namun selain memilih lokasi yang strategis, penjual baiknya juga melihat jarak antara daerah asal buah tersebut dengan daerah yang dituju. Karena lebih baik mencari lokasi yang tidak terlalu jauh namun strategis demi mendapatkan keuntungan maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H