Mohon tunggu...
Achmad Dhany Qurniawan
Achmad Dhany Qurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Civitas Akademika

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money

Eksternalitas Keberadaan Kawasan Alun-alun

23 Maret 2020   13:12 Diperbarui: 23 Maret 2020   13:17 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di dunia ini manusia tidak akan pernah lepas dengan yang namanya proses atau kegiatan. Setiap saat manusia pasti mengalami proses atau melakukan sebuah kegiatan. Entah itu kegiatan individu maupun berkelompok. Kegiatan yang dapat dilakukan manusia bermacam macam, mulai dari kegiatan politik, sosial, kebudayaan, pariwisata, dan perekonomian. 

Namun ada salah satu kegiatan yang tidak pernah dilupakan dan terjadi secara terus menerus setiap harinya. Kegiatan tersebut yaitu perekonomian. Untuk menyambung hidup manusia pasti melakukan kegiatan ekonomi. Salah satu contoh kegiatan ekonomi yang selalu dilakukan manusia yaitu kegiatan jual beli. 

Dalam praktek perekonomian di zaman modern saat ini, setiap aktivitas dari suatu pihak pasti memiliki keterkaitan yang dapat berdampak pada pihak lainnya. Dampak yang dapat terjadi itu dapat berupa dampak negatif dan juga dampak positif. Keterkaitan yang dimaksud tersebut yaitu Eksternalitas. 

Seperti biasa, sebelum melanjutkan ke topik bahasan kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu yang dimaksud dengan Eksternalitas? Apa saja jenis dari Eksternalitas? Apa bentuk dari Eksternalitas itu sendiri?

Dimulai dari defnisi Eksternalitas. Ada banyak sekali para ahli yang mengemukakan pendapatnya terkait dengan definisi Eksternalitas. Yang dapat saya simpulkan bahwa Eksternalitas yaitu merupakan dampak dari sebuah kegiatan atau tindakan yang ditimbulkan oleh suatu pihak yang mempengaruhi pihak lain dan mau tidak mau harus diterima oleh pihak yang lain. 

Dampak itu dapat berupa dampak positif yang bersifat menguntungkan maupun dampak negatif yang sifatnya merugikan. Efek positif dan negatif dalam eksternalitas juga bisa berdampak secara bersamaan. Salah satu contohnya yaitu Jadi eksternalitas ini hanyalah sebatas suatu dampak dari kegiatan seseorang ataupun kelompok terhadap orang lain tanpa adanya kompensasi kepada orang yang terkena dampak tersebut. 

Karena dalam ekternalitas ini terdapat banyak sekali permasalahan, maka terdapat beberapa solusi untuk mengatasi eksternalitas. Seperti teorema coase, regulasi, dan pajak pigouvian.

Dalam eksternalitas sendiri terdapat 4 jenis eksternalitas yang ditinjau dari pihak yang melakukan dan pihak yang merasakan dampaknya (Pearee dan Nash, 1991; Bohm, 1991), yaitu :

  • Eksternalitas produsen terhadap produsen

Dapat terjadi jika suatu kegiatan produksi memiliki efek positif atau negatif terhadap produsen lain, yaitu kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran fungsi produksi produsen lain. Contohnya yaitu polusi air yang disebabkan oleh pembuangan limbah suatu pabrik dapat mengakibatkan kenaikan biaya produksi pabrik lain yang memakai air sebagai salah satu faktor produksinya.

  • Eksternalitas produsen terhadap konsumen

Hal itu dapat terjadi jika produsen memiliki dampak eksternal kepada konsumen dan dapat menggeser fungsi utilitas rumah tangga. Contohnya yaitu penduduk yang merasa terganggu oleh suara produksi suatu pabrik, polusi udara karena asap pabrik, dan bau tidak sedap dari kotoran ternak.

  • Eksternalitas konsumen terhadap konsumen

Hal ini dapat terjadi jika kegiatan seorang individu atau kelompok dapat mengganggu fungsi utilitas konsumen lain. Contohnya yaitu terganggunya seseorang karena asap rokok dalam angkutan umum, suara bising di tempat makan karena rapat suatu kelompok, dan suara musik dari rumah tetangga.

  • Eksternalitas konsumen terhadap produsen

Hal ini dapat terjadi jika kegiatan seseorang atau kelompok orang yang bertindak sebagai konsumen mengganggu fungsi produki suatu produsen. Contohnya yaitu limbah rumah tangga yang dibuang seseorang ke sungai dapat mengakibatkan kenaikan biaya produksi pabrik lain yang memakai air sebagai salah satu faktor produksinya.

    Yang selanjutnya yaitu bentuk-bentuk eksternalitas apabila ditinjau dari  segi dampaknya ada 2 yaitu :

  • Eksternalitas Positif, yaitu suatu tindakan seseorang atau suatu pihak yang dapat memberikan dampak positif atau menguntungkan bagi orang lain atau pihak lain.
  • Eksternalitas Negatif, yaitu suatu tindakan seseorang atau suatu pihak yang dapat memberikan dampak negatif atau merugikan bagi orang lain atau pihak lain.

Pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktivitas kota di Indonesia menyebabkan banyak berkembangnya kawasan komersial di wilayah perkotaan. Salah satu sektor yang perlu diperhatikan untuk mengantisipasi perkembangan kawasan komersial ini adalah penanganan masalah transportasi. Karena transportasi merupakan salah satu aspek terpenting dalam suatu kegiatan di suatu daerah. 

Keberadaan pusat kawasan ini menyebabkan adanya tarikan pergerakan akibat adanya aktivitas di kawasan tersebut. Tarikan pergerakan ini merupakan pergerakan orang yang melakukann perjalanan dari daerah atau tempat asalnya menuju ke tempat yang merupakan pusat dari kegiatan di sebuah kawasan.

Hal tersebut memiliki dampak tersendiri terhadap suatu kawasan baik itu positif maupun negatif. Salah satu contoh yang ingin saya bahas disini yaitu terkait dengan eksternalitas keberadaan alun-alun di suatu kawasan. 

Alun-alun merupakan suatu tempat ikonik yang menjadi landmark suatu kota, dan menjadi pusat tujuan orang yang berpergian dari satu kota ke kota lain karena alun-alun dianggap sebagai pusat dari suatu kota atau wilayah. Hal tersebut dapat membawa dampak positif juga dampak negatif bagi kawasan tersebut. 

Dampak positif yang di dapat yaitu menambah devisa suatu kawasan akibat banyaknya pengunjung yang datang, lalu bisa mendapatkan keuntungan dari parker yang berbayar. Tidak hanya itu, pengunjung yang berdatangan juga bisa menambah total jamaah sholat berjamaah di masjid yang telah disediakan, karena di salah satu sisi seberang dari sebuah alun-alun pasti terdapat masjid. 

Juga dampak positif lainnya yaitu dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima dapat memanfaatkan keramaian yang ada sebagai suatu jalan untuk mencari nafkah. Hampir di setiap alun-alun pasti terdapat pedagang kaki lima yang berjualan di sekitarnya.

Namun tidak semua kota yang membebaskan para pedagang kaki lima untuk berjualan di sekitar kawasan alun-alun, juga ada beberapa kota yang melarang adanya kegiatan jual beli yang dilakukan pedagang kaki lima karena disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu sebabnya yaitu agar kebersihan tetap terjaga. 

Karena banyak dijumpai kawasan yang terdapat pedagang kaki lima tersebut sangat kotor akibat sampah yang dihasilkan oleh pedagang tersebut. Untuk menghindari hal tersebut maka pemerintah mengambil tindakan yaitu dengan melarang pedagang kaki lima berdagang di sekitar kawasan laun-alun.

Namun sebenarnya masalah persampahan yang dihasilkan oleh pedagang tersebut dapat diatasi dengan membuat kesepakatan antara pedagang dengan pemerintah. Pemerintah memperbolehkan pedagang untuk berjualan di kawasan alun-alunu namun dengan syarat bahwa sampahnya harus ditempatkan di tempat yang telah disediakan dan harus menjaga kebersihan, bagi yang tidak bisa mematuhinya akan mendapat teguran lalu di sanksi kalua memang diperlukan. 

Hal itu dilakukan demi terciptanya kepedulian masyarakat terhadap kebersiham lingkungan dan agar mereka memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan. Masalah yang sering timbul selanjutnya yaitu kemacetan. Apabila volume kendaraan yang berada di kawasan alun-alun semakin bertambah maka kemacetan tersebut akan terjadi. 

Kemacetan terebut dapat terjadi akibat dari pengunjung yang parkir dengan sembarangan, menyetir dengan sangat perlahan dengan menkmati perjalanannya yang menganggap jalan tersebut milik mereka sendiri. 

Dan juga kemacetan tersebut dapat membuat citra suatu kota menjadi jelek, karena pengunjung tidak akan mau lagi atau merasa enggan untuk mengunjungi kota tersebut lagi karena malas berada dalam kemacetan. Juga dengan tidak adanya parkir liar, dan pedagang kaki lima di pinggir jalan bisa menjaga kelancaran arus lalu lintas di sekitar kawasan alun-alun tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun