Mohon tunggu...
Damiri
Damiri Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - www.damiriweb.com

Jadilah seseorang yang pantas dicintai tanpa paksaan. ~

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Golongan Jasadnya Tidak Hancur

9 April 2016   22:28 Diperbarui: 9 April 2016   22:44 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibawah ini adalah kelompok jasad yang tidak hancur diketengahkan oleh Nabi Saw :

"Sepuluh kelompok tidak akan hancur (jasadnya) ialah : (1) Para Nabi, (2) Orang-orang yang berperang (berjuang di jalan Allah), (3) Orang-orang alim, (4) Orang-orang yang mati sahid, (5) Orang yang hafal Al Qur'an, (6) Para Mu'azdzin, (7) Wanita meninggal dunia di kala nifas (ada yang mengatakan ketika melahirkan), (8) Orang yang mati karena dianiaya, (9) Orang yang mati pada hari Jum'at, dan (10) Orang yang mati malam Jum'at."(Hadits Shaheh)

    Adalah jasadnya saja yang tidak ber-titel Mu'adzdzin misalnya, melainkan hati juga condong ikhlas ke sana tanpa ada niat-niat lain. Misal mengajar madrasah juga berjuang, namun bersama hatikah atau terpaksa! Atau dalam hati masih ada keinginan lain yang dapat mengurangi kemurnian hati sebagai seorang pejuang agama! (semoga Allah melindungi, Merahmati, dan Memberkati mereka, Allaahumma Shalli'alaa sayyidinaa Muhammad ; amiin!)

    Atau seorang pejuang agama dalam arena apapun lembaga misalnya, dan niatnya agar "Jasad dikuburkan tidak hancur," inipun tidak suci, bahkan dia akan hancur sehancur-hancurnya. Niat yang suci terang bersinar ialah "Karena Allah Ta'ala."

    Adapun orang yang jahat sejahat-jahatnya ditakdirkan Allah tidak hancur, bukan artinya ia baik, melaikan ketidakhancurnya sebagai i'tibal (pelajaran) bagi orang-orang yang berakal ; bahwa jasad inilah orang yang durhaka, "jangan engkau mewarisi perbuatan jahatnya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun