Mohon tunggu...
Achmad Chaedar
Achmad Chaedar Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

Saya berpikir maka saya ada

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Moderasi Berpikir dari Zaman Kuno Sampai Modern

3 Februari 2021   14:28 Diperbarui: 3 Februari 2021   14:47 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada mulanya dahulu manusia hanya berpikir pada dogma-dogma spiritualis yang membuatnya tidak terbebaskan pada pikiran-pikiran yang merdeka.walaupun mereka mengenal tuhan yang maha esa namun karena berlebihan dan juga dengan jalur yang salah maka mereka membuat tuhan-tuhan yang menjadikan mereka sebagai sandaran sehingga munculnya ideologi hindunisme,buddhanisme,Taoisme,atau bahkan kongfusuisme dan masih banyak lagi.yang dapat dikenal bahwa ideologi tersebut menyembah dewa-dewa atau tuhan-tuhan yang banyakk atau bisa juga dikenal dengam istilah politaisme.maka tidak heran jika peradaban itu maraknya sihir-sihir dengan banyak manusia dapat melakukan yang setidaknya itu tidak dapat terpikirkan oleh logika dari manusia itu bisa terbang dengan sendirinya atau bahkan manusia itu bisa berjalan diatas air dan masih banyak lagi.tidak hanya pada ajaran hindu,buddha,ataupun konfusius namun peradaban itu sudah marak dimana-mana.

   Baru ketika ajaran filsafat yunani kuno, yahudi dan ajaran nasrani datang sedikit demi sedikit nilai spiritualis itu yang berbau sihir ataupun dewa-dewa mulai terkikis karena ajaran mereka untuk memurnikan yesus dan yahwe. secara perlahan walaupun masih sangat marak terjadi karena itu bukan hal yang mudah karena yahudi ataupun nasrani berdiri ditengah sebuah kerajaan besar dengan peradaban yang besar juga yang bertradisi dengan idelogi dewa-dewa mereka. Salah satunya adalah nasrani yang berdiri ditengah peradaban romawi yang notabennya mereka semua percaya dengan dewa-dewa karena hal itu maka mereka membuat tahun yang dinamakan anno domino atau hari ini sebagai masehi walaupun nasrani mengajarkan tidak mempercayai dewa-dewa namun,karena pengaruh peradaban saat itu maka masehi dibuat dengan nama-nama dewa diromawi sepeti janus,feberius ,matius dan masih banyak lagi.
 
   Begitupun juga didaerah arab semua mempercayai dewa-dewanya walaupun mereka tahu tuhan yang maha esa dan maha tinggi saat itu namun,mereka percaya dewa itulah perantaranya maka mereka buat itu dengan dewa latta ,uzza ,hubal dll. Namun setelah islam datang dengan ajarannya yang memurnikan tuhan yang esa atau biasa orang mengatakan monotaisme maka ideologi itu mulai terhempas sedikit  sampai pada akhirnya ajaran dewa-dewa dan sihir mulai hilang karena islampun mulai berjaya dengan ajarannya dan menguasai dunia.dengan menciptakan sebuah ilmu pengetahuan dari intelektual yang berasal dan berawal dari manuskrip-manuskrip yunani kuno.Yang akhirnya peradaban sudah mulai dijalankan karena kejayaan islam ini mulai runtuh dengan adanya invasi mongol,pembantaian besar-besaran terhadap penganut ajaran islam,serta pengambilan buku-buku yang dihasilkan oleh orang-orang islam.


   Dengan hal itu peradaban baru dimulai dengan muncul peristiwa-peristiwa yang mengantarkan akan hal itu, seperti renaisans, reformasi gereja, merkantilisme, revolusi industri dan revolusi perancis. Sehingga, hal itu membuat hilangnya nilai-nilai spiritualis dan mulai-mulai mempercayai akal budhi,ataupun empiris sehingga kepercayaan terhadap tuhan semakin menghilang dan semakin memudar. Sampai saat ini atau biasa orang katakan abad modern yang artinya akal.
   
   Dengan peristiwa dari zaman kuno sampai kepada zaman modern ini,pelajaran yang diambil sehingga tidak terjerumus pada hal-hal yang keliru bahwa terdapat beberapa nilai yang harus ditanamkan pada setiap manusia. Jangan membunuh peran dalam diri karena semua memiliki perannya masing-masing dalam hal ini terkhususnya intelektual dan spiritual jangan membunuh salah satunya karena hanya akan menimbulkan bahaya yang tidak hanya dalam diri termasuk orang lain karena orang lain dapat mengikuiti itu.dari peristiwa diatas dapat dilihat plus dan minusnya bahwa jika mengutamakan nilai spiritualis dengan membunuh peran akal maka manusia hanya menjadi makhluk yang sangat lemah dengan ketidakmerdekaan dalam berpikir yang apa-apa selalu bergantung pada hal yang tidak ada.sehingga,perkembangan budaya dan peradaban itu menjadi pasif sedangkan jika membunuh nilai spiritual dengan mengutamakan akal maka akan menimbulkan manusia yang sombong, angkuh, dan tentu tidak ramah pada lingkungan sekitar.juga akan timbul kompetisi yang tiada akhir yang jika manusia itu tidaklah dapat mengikuti itu maka akan mudah untuk bunuh diri.karena nilai spiritual makin hilang.

  Karena sesungguhnya manusia itu harus memiliki sandaran karena bagaimanapun juga sandaran itu adalah sebagai tempat motivasi dalam diri ketika menemukan kegagalan dan intelektual itu sebagai tombak untuk memajukan diri manusia itu sendiri.sehingga, wajib bagi manusia untuk membagi peran itu secara baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun