Mohon tunggu...
Achmad BoeyoengVerdiansyah
Achmad BoeyoengVerdiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Adalah salah satu mahasiswa perguruan tinggi yang ada di Surabaya dan berfokus di dunia Komunikasi Politik

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Melampaui Caruk Maruk: Pemuda, Pemilu 14 Februari 2024, dan Panggilan untuk Pemilu Damai

14 Februari 2024   00:22 Diperbarui: 14 Februari 2024   00:31 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana kekuasaan dipegang oleh rakyat atau warganegara. Dalam sistem demokrasi, rakyat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik melalui pemilihan umum atau mekanisme lainnya, Prinsip dasar demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, yang mendorong partisipasi warga dalam proses politik dan menjamin hak asasi manusia serta kebebasan sipil.

Pemilu 14 Februari 2024 menjadi panggung penting bagi pemuda Indonesia untuk merentangkan pandangan kritis mereka terhadap arah negara. Dalam hal ini, pemuda tidak bisa terjebak dalam caruk maruk yang menghambat proses demokrasi. Golput bukanlah solusi, melainkan kita harus memanfaatkan hak pilih sebagai alat untuk membentuk masa depan. 

Dalam konteks ini, penting untuk mengajak masyarakat agar pemilu berlangsung dengan damai, dalam hal ini menggarisbawahi pentingnya menciptakan ruang bagi dialog konstruktif dan pemikiran positif. 

Artinya, pemilu 14 Februari 2024 menjadi tonggak penting bagi demokrasi kita, pesta demokrasi ini menjadi wadah di mana warga, khususnya pemuda dapat menyalurkan suara mereka untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang dianggap mampu membawa perubahan positif. Keberhasilan pemilu ini akan mencerminkan kematangan politik dan partisipasi aktif masyarakat dalam menentukan arah gerak ke depan.

Dalam keilmuan Komunikasi mengajarkan pentingnya pesan yang tepat untuk mencapai pemahaman bersama. Dalam pemilu, caruk maruk politik seringkali menghiasi diskusi politik. Namun, pemuda dapat memainkan peran penting dalam meredam caruk maruk tersebut dengan mengedepankan komunikasi yang jelas, berbasis data, dan membangun pemahaman kolektif.

Pemuda, sebagai agen perubahan, memiliki peran sentral dalam menghadirkan dinamika baru dalam pesta demokrasi serta dituntut untuk menjadi narator yang cerdas, membantu masyarakat melihat dan malampaui caruk maruk yang berfokus pada substansi permasalahan yang dihadapi negara dengan menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat. Mereka adalah pilar harapan untuk menyalurkan aspirasi, ide, dan semangat perubahan. 

Dalam menyikapi pemilu, pemuda harus mampu melihat melebihi caruk maruk dan fokus pada substansi isu-isu krusial yang memengaruhi masa depan negara. Perlu mengakui bahwa masih ada pekerjaan rumah yang perlu dilakukan. Isu-isu seperti politik identitas, polarisasi masyarakat, dan kecurangan pemilu menjadi tantangan yang harus diatasi untuk memastikan keberlanjutan demokrasi yang sehat di masa depan, pemilu 14 Februari 2024 tidak hanya tentang menentukan pemenang dan pecundang. Lebih dari itu, ini tentang pembentukan masa depan negara. Keputusan yang diambil oleh pemilih akan membentuk kebijakan-kebijakan publik, pengambilan keputusan politik, dan arah pembangunan negara untuk beberapa tahun ke depan.

Selain itu, pemuda memiliki kekuatan dalam penggunaan media sosial dan platform komunikasi modern untuk menggagas pembicaraan yang bermakna. Dengan keterampilan digital mereka, pemuda juga dapat menjadi motor perubahan. Menyebarkan informasi yang akurat dan membangun kesadaran akan pentingnya partisipasi dalam pemilu. Namun, mereka juga harus bertanggung jawab dalam penggunaan media sosial, menjahui penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan informasi yang tidak terverifikasi.

Namun, untuk menjaga agar pemilu berlangsung dengan damai. Kita telah melihat bagaimana konflik politik dapat memecah belah masyarakat. Oleh karena itu, pemuda perlu memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dialog dan toleransi. Menjaga keamanan selama pemilu adalah tanggung jawab bersama, dan pemuda dapat menjadi agen perdamaian di tengah ketegangan politik.

Tentu, kesadaran akan caruk maruk politik tidak berarti pemuda harus menjadi pasif. Sebaliknya, mereka harus menjadi penentu arah yang lebih baik. Kritik yang membangun, ide-ide inovatif, dan partisipasi aktif adalah elemen-elemen yang perlu diterapkan oleh pemuda. 

Dalam membangun narasi politik, pemuda harus mampu merangkul keberagaman dan bersatu dalam visi bersama untuk mencapai kemajuan. Selain itu, setiap pemilih memiliki peran krusial. Tanggung jawab untuk memilih bukan hanya sebagai hak tetapi juga sebagai kewajiban moral.

Mengajak masyarakat untuk tidak golput, meskipun terkadang muncul sebagai bentuk protes, seharusnya bukan pilihan bagi pemuda yang ingin berkontribusi dalam membentuk kebijakan dan arah negara. Hak pilih adalah suara yang harus didengar, dan memilih adalah langkah konkret untuk memengaruhi perubahan positif. Pemuda harus merangkul kesempatan ini sebagai bentuk tanggung jawab kewarganegaraan mereka. 

Dalam mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilih mereka, perlu untuk menyoroti isu-isu yang memengaruhi berbagai lapisan masyarakat. Pendidikan, kesehatan, ketahanan ekonomi, dan isu-isu lingkungan harus menjadi fokus perbincangan. 

Dengan memahami konsekuensi dari pilihan yang mereka buat, pemilih dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan berdampak jangka panjang. Pemuda juga perlu memahami cara efektif menyampaikan pesan agar masyarakat merasa terlibat dan memiliki peran penting dalam proses demokrasi. Dalam era informasi digital, krativitas dan ketajaman komunikasi menjadi senjata utama dalam memobilisasi partisipasi.

Dalam menyikapi pemilu ini, mari bersama-sama menciptakan momentum positif. Jangan biarkan caruk maruk mengaburkan pandangan kita terhadap isu-isu nyata. Pemuda memiliki potensi besar untuk membentuk perubahan positif, dan pemilu adalah sarana untuk mewujudkan potensi tersebut. Bersama, kita dapat menciptakan pemilu yang damai, bermakna, dan mendorong kemajuan bangsa.

Keberhasilan pemilih ini juga menjadi cerminan kematangan demokrasi Indonesia di tingkat Internasional. Sebagai salah satu negara demokratis di Asia, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan standar demokrasi. Pemilu  yang berlangsungdengan baik dapat memberikan kontribusi positif dalam memberikan citra positif bagi Indonesia di mata dunia.

Dalam mengakhiri tulisan ini, perlu ditegaskan bahwa pemilu pada 14 Februari 2024 adalah kesempatan emas bagi pemuda Indonesia untuk membuktikan bahwa mereka adalah kekuatan positif dalam membentuk masa depan negara, Melalui partisipasi yang aktif, pemikiran yang kritis, dan tindakan yang bertanggung jawab, pemuda dapat menjadi pendorong perubahan yang signifikan. Bersama-sama, mari kita bangun Indonesia yang lebih baik, di mana demokrasi dihargai, menjaga harmoni dalam kerangka demokrasi, dan perdamaian menjadi landasan untuk kemajuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun