Jelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Pekalongan alami kelangkaan gas elpiji 3 Â kilogram.Â
Kelangkaan gas elpiji kemasan 3 kilogram  terjadi di wilayah Kota Pekalongan. Kelangkaan tersebut terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri tepatnya pada H-2, Senin-Selasa (8-23/4), masyarakat Kota Pekalongan kesulitan untuk mendapatkan gas 3  kilogram. Akibatnya banyak masyarakat yang terdampak dari peristiwa ini.
Kelangkaan ini disebabkan oleh tidak ada bongkaran gas elpiji di semua pangkalan gas pada tanggal merah. "Para agen dan pangkalan setiap tanggal merah tidak ada bongkoran gas, kemarin pada saat Lebaran kan itu tanggal merah dua hari jadi stok gas sempat kosong," ucap Yani salah satu agen gas elpiji di Kota Pekalongan.
Sebagai bentuk antisipasinya sebelum tanggal merah, ada penambahan untuk setiap agen sebanyak 20 tabung. "Sebelumnya ada penambahan buat setiap agen ada 20 buah," tambah Yani.
Masyarakat Sugih Waras, Kelurahan Kauman salah satu wilayah Kota Pekalongan yang terdampak langkanya gas elpiji. "Kelangkaan mulai H-2 lebaran ada pengurangan jatah awalnya enam terus dikurangin jadi lima dari agennya," ucap Nur penjual gas elpiji eceran di Sugih Waras.Â
Beliau juga menaikkan harga gas elpiji karena stoknya yang sedikit, "Ibu naikkan mas, harga gas cuma seribu aja dari 21 ribu ke 22 ribu saja," tambahnya.
Beliau menambahkan alasan mengapa terjadi kelangkaan gas elpiji  karena tingginya permintaan dari masyarakat yang membutuhkan untuk masak besar pada hari Lebaran dan tidak mencium adanya oknum yang menimbun gas elpiji.Â
Para ibu rumah tangga salah satunya, mereka menggunakan gas elpiji untuk industri rumah tangga yaitu memasak. "Buat rumah tangga biasanya masak air, masak opor, masak nasi.
Kalo buat masak gas 3 kilo elpiji bisa buat seminggu tapi kalo masak air doang bisa nyampe 15 hari mas," ujar Miftahul Jannah salah satu warga Sugih Waras sebagai pengguna gas elpiji.
Miftahul Jannah juga mengeluhkan dengan kenaikan harga gas elpiji, "Pas lebaran harganya 24 ribu terus pas Syawalan ada sampe 25 ribu - 30 ribu mau ga mau jadi harus beli itu," tambahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H