Mohon tunggu...
Achmad Azkiya
Achmad Azkiya Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Lepas

Suka tidak suka serius.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Revolusi Mental Organisasi Mahasiswa

21 November 2024   18:01 Diperbarui: 21 November 2024   18:03 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya saling menjelekkan sesama organisasi ternyata masih tumbuh subur di kampus-kampus kita, saya percaya bahwa hal seperti ini tidak mungkin dilakukan oleh para mahasiswa yang memiliki prinsip dan nilai-nilai. Jadi kalau kita masih hobi menjelekkan organisasi lain, kita perlu mempertanyakan lagi bagaimana kualitas prinsip dan nilai-nilai kita, apakah sudah sesuai?

Ketika menjadi mahasiswa baru, saya agak risi dengan kating-kating yang menjual nama organisasinya sekaligus menjelekkan nama organisasi yang lain. Barangkali kalau kita hanya mudah nurut, kita akan kecebur ke kandang mereka. Tapi kalau kita punya sudut pandang lain, justru kita akan mempertanyakan, mengapa kating-kating itu tidak merekomendasikan kita untuk ikut organisasi yang dia jelekkan? Baiklah, kita coba saja masuk organisasinya.

Mahasiswa harusnya punya mental rasa ingin tahu yang tinggi, bukan hanya sekadar percaya pada omongan orang lain, walaupun yang ngomong lebih berpengalaman dibanding kita. Bukan hendak meremehkan pengalaman mereka, tapi lebih jeli saja dalam memilih dan memilah, apakah yang dikatakan itu berdasarkan fakta atau hanya kebencian semata? Kadang-kadang feeling kita lebih tepat untuk merasakan hal-hal seperti itu.

Cuma terkadang beberapa hal yang dikatakan oleh kating-kating itu ada benarnya juga sesuai fakta, hanya cara menyampaikannya saja terkesan menyudutkan disertai sorot kebencian di matanya, atau memang ketika merekrut seseorang di sebuah organisasi A harus menjelekkan nama baik organisasi B, begitu pun sebaliknya? Saya rasa hal seperti ini tidak mungkin dilakukan oleh mahasiswa. Karena mereka sudah bukan remaja tanggung yang sedikit-sedikit kesal lalu mengambul. Mereka adalah orang-orang yang sudah dewasa, berpendidikan, seharusnya kurang pantas saja jika sentimental masih dibawa di dapur organisasi.

Percayalah, jika masih melakukan hal tersebut, tahun-tahun berlalu sebuah organisasi itu tidak akan pernah maju. Mandek. Kualitasnya hanya begitu-begitu saja. Sesuai template. Tidak ada kreativitas terbaru dan tergila lagi, tidak ada dobrakan. Semua hanya cari aman, nyaman, dan kuantitas saja. Kualitas nihil.

Kita bisa membayangkan, jika sebuah acara tertentu biasanya hanya dieksekusi oleh satu organisasi, maka kita bisa melihat sebuah kolaborasi dari

Beberapa organisasi dengan konsep dan satu tujuan yang sama, yang dikumpulkan dari berbagai ide menarik dari beberapa organisasi, maka sebuah acara tersebut akan menjadi sebuah acara yang spektakuler. Terlepas acaranya pasti meriah, ada hal yang akan membuat kita bangga, adalah ketika masing-masing organisasi sama-sama melakukan sebuah acara tersebut dengan cinta dan kebanggaan kepada kampus. Aku meyakini itu.

Dipikir-pikir pasti mustahil, tetapi kalau kita sama-sama saling berpikiran terbuka dan respek satu sama lain, maka egoisme masing-masing itu akan meluntur bersama. Kalau dipikir secara dasar, apa sih sebenarnya yang kita cari di organisasi, kalau hanya disisipi dengan rasa kebencian antara organisasi satu dengan organisasi yang lain? Sungguh, itu hanya membuat citra nama organisasi buruk, hati kita juga membusuk, masih bercita-cita kita ingin menjadi mahasiswa yang manfaat untuk masyarakatnya? Omong kosong, di dalam tubuhnya sendiri kita sakit, ngapain sok-sokan ingin menyembuhkan tubuh orang lain?

Mari kembali ke masing-masing nurani, semoga ada pemahaman baru yang mungkin bisa direnung-musyawarahkan kembali, barangkali ada sudut pandang yang tidak saling menyudutkan namun saling membuka pikiran dan hati.

Semangat revolusi mental organisasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun