Mereka yang memiliki kedisiplinan tinggi, enggan sekali membiarkan orang lain menanti tatkala sedang menyepakati sebuah janji. Tak sudi. Bilang pukul tujuh pagi datang, bahkan sebelum pukul tujuh tepat mereka sudah ada di tempat.
Mereka yang memiliki kejujuran hati, enggan sekali membodohi orang lain. Ah, tepatnya membodohi diri sendiri. Tak sudi. Dibiarkannya gerak-geriknya mengatakan A, meski menurut umum adalah B. Sering kali perilakunya dibenci, tapi orang seperti mereka teguh pendirian, rasanya tidak enak sekali membohongi diri sendiri.
Mereka yang memiliki rasa cukup sejati, enggan sekali membiarkan tangannya mengambil hak orang lain. Tak sudi. Biar pun secara materi miskin, justru orang-orang model mereka terlihat kaya. Terlihat lebih bahagia. Damai. Karena nasi bungkus lima ribuan saja mereka merasa cukup, untuk apa rakus ingin makan nasi lima puluh ribuan, bukan?
Sungguh, sungkan sekali melihat gaya hidup manusia-manusia enggan seperti mereka. Jujur saja, kalau nuranimu masih berfungsi, kau akan benar-benar segan untuk tidak meniru sikap mereka.
Perlahan, kau yang berteman dengan mereka, akan sungkan untuk tidak tepat waktu ketika membuat janji dengannya. Malu untuk membohongi orang lain. Dan percuma saja pamer-pamer barang wah ke mereka, bukan?
Sebentar, sebentar. Rupanya manusia-manusia enggan itu sedang baca ini. Sungkan sekali oi.
