Â
Ponorogo, 21 Juli 2022, Mahasiswa Universitas 17 Agustus Surabaya melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata di Desa Plunturan, Ponorogo. Kegiatan kami kali ini bertemakan Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan Di Era Endemi yang berlangsung dari tanggal 13 juli – 24 juli. Dengan menghasilkan berbagai macam program kerja, salah satu program kerja Mahasiswa yang melaksanakan KKN di Desa Plunturan adalah program pembangunan dan merintis tata kelola bank sampah sehingga desa dapat menjadi desa yang tetap asri sekaligus mengedukasi generasi di masa mendatang.
Desa Plunturan kaya akan keanekaragaman budaya dan berpotensi  menjadi desa wisata budaya yang diharapkan dapat dikenal tidak hanya  oleh  masyarakat Indonesia tetapi juga oleh wisatawan mancanegara. Desa ini memiliki wilayah yang cukup luas dan terdiri dari empat dusun: Suru, Krajan, Cabean dan  Gadungan. Salah satu contoh seni budaya yang masih bertahan  hingga saat ini adalah seni reyog. Seni ini  sudah dikenal semua orang. Kesenian ini juga menjadi ikon unik dari pemerintahan Ponorogo dan telah menyebar ke seluruh dunia.
Desa Plunturan memiliki beragam kesenian, kuliner dan situs sejarah yang unik, namun artikel ini akan berfokus pada salah satu dusun di Desa Plunturan yaitu dusun Gadungan. Di Dusun Gadungan kami mengobservasi di sekitar pemukiman dan jalan yang biasa dilewati warga. Dari temuan kami masih mendapati sampah non-organik yang di buang oleh warga dan kendala yang temukan di lapangan yakni di Dusun Gadungan sendiri belum ada teknis pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan sampah.
Mengingat Desa Plunturan juga sedang merintis menjadi desa wisata, salah satu anggota Ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) sekaligus guru mengaji anak-anak Di Dusun Gadungan, Ibu Sri Faridah mempunyai program pengolahan sampah yang diadakan setiap hari jumat. Mekanisme yang dipunyai Ibu Sri Faridah adalah, anak-anak TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) Dusun Gadungan diberi buku tabungan bank sampah yang berisikan jumlah tabungan sampah yang dimiliki setelah dikumpulkan dan ditimbang setiap hari jumat. Namun, Ibu Sri Faridah berserta anggota bank sampah dari pengajian anak-anak belum memiliki pos bank sampah dan metode pemilahan sampah yang memudahkan Ibu Sri Faridah memilah Sampah.
Melalui dasar landasan pengelolaan sampah yang sudah diaplikasikan anggota PKK Â dan anak-anak TPQ, kami membantu merintis pembangunan bank sampah yang nantinya bisa dicontoh dan diadakan di seluruh Desa Plunturan. Dalam rangka menanggulangi masalah sampah, Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas 17 Agustus Surabaya membuat program pembentukan bank sampah. Berdasarkan hal tersebut, maka diadakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai peduli sampah dan peran bank sampah. Sosialisasi dilakukan kepada PKK Desa Plunturan dan anak-anak TPQ Masjid Baitul Rahman dengan penyampain materi dampak buruk sampah, perlunya kepedulian terhadap sampah, dan fungsi bank sampah. Melalui sosialisasi ini diharapkan masyarakat semakin peduli terhadap sampah dan lingkungan sekitar serta dapat memanfaatkan bank sampah di Dusun Gadungan secara maksimal.
Selain membangun pos sampah untuk mendukung fasilitas Bank Sampah, kegiatan lain yang dilakukan Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya adalah ikut terliat dalam kegiatan bank sampah secara langsung dalam proses penerimaan, pemilahan, penimbangan dan pencatatan setoran sampah oleh anggota bank sampah yang dilakukan setiap seminggu sekali pada hari Jumat. Kegiatan ini dilakukan sebagai alur sistem dalam bank sampah.Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli dengan sampah serta mendukung Desa Plunturan sebagai desa wisata budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H