Mohon tunggu...
achmad nur syahiid agil
achmad nur syahiid agil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

suka dengan hal yang berbau sejarah dan fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perangkat Pintar dan Aplikasi Komunikasi: Mempermudah atau Memperburuk Interaksi Sosial dan Budaya?

13 Mei 2023   22:49 Diperbarui: 14 Mei 2023   05:36 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

zaman sekarang siapa yang tidak memakai teknologi untuk kebutuhan kesehariannya Baik dalam berkomunikasi, berbelanja barang kebutuhan, pekerjaan, tugas sekolah, bahkan transportasi? Hal itu menandakan bahwa teknologi sangat berpengaruh dalam kehidupan di masa sekarang.

Perkembangan teknologi memberikan dampak besar bagi kehidupan di dunia ini, termasuk interaksi sosial dan budaya. Penggunaan media sosial, perangkat pintar, dan aplikasi komunikasi telah mengubah cara orang berinteraksi satu sama lain serta memengaruhi pola pikir, gaya hidup, dan perilaku sosial di masyarakat.

dulu orang-orang berinteraksi jarak jauh menggunakan surat menyurat dan lewat telfon umum yang dimana kita harus mengantri untuk bisa bertukar kabar dengan orang lain. Namun, sekarang penggunaan media sosial telah mengubah cara orang berinteraksi satu sama lain. Media sosial memungkinkan kita untuk terhubung dengan teman dan keluarga tanpa terikat oleh batasan ruang dan waktu.

 Sekarang orang dapat berkomunikasi dan berbagi informasi dengan orang di seluruh dunia hanya dengan mengklik beberapa tombol pada perangkat pintar. Selain itu, media sosial telah membantu orang memperluas jaringan sosial mereka dan membangun koneksi dengan orang yang memiliki minat yang sama.

Namun, ternyata penggunaan media sosial juga memiliki efek negatif pada interaksi sosial. Apakah efek negatif tersebut? misalnya, orang akan menjadi terlalu bergantung pada teknologi dan mengabaikan interaksi sosial di dunia nyata yang dimana orang orang akan lebih sering atau terpaku pada konten konten yang disediakan perangkat pintar dan menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan, kebiasaan itu dapat berdampak buruk bagi kerukunan antar tetangga karena mereka akan enggan untuk saling menyapa karena sibuk dengan ponsel mereka masing masing. Selain itu, media sosial juga dapat menjadi tempat penyebaran berita palsu, propaganda, dan konten tidak benar yang dapat memengaruhi persepsi dan sikap seseorang terhadap topik atau individu tertentu.

Selain media sosial, perangkat pintar dan aplikasi komunikasi juga telah mengubah cara orang berinteraksi satu sama lain. Perangkat pintar seperti smartphone, tablet, dan laptop memungkinkan orang terhubung ke Internet dan dapat mengakses berbagai macam aplikasi seperti, game, dan media hiburan lainnya. Akibatnya, penggunaan perangkat pintar telah meningkatkan suatu peluang bagi seseorang untuk terhubung dengan orang lain dan menghabiskan waktu berinteraksi dengan teknologi dan dapat mempermudah pekerjaan tiap-tiap individu.

Akan tetapi, penggunaan perangkat pintar dan aplikasi komunikasi juga memiliki pengaruh negatif pada interaksi sosial. Misalnya, orang mungkin menjadi terlalu terpaku pada perangkat pintar dan mengabaikan interaksi sosial yang dilakukan secara langsung seperti menyapa tetangga dll. Selain itu, penggunaan aplikasi chating seperti WhatsApp, Line, Telegram bahkan dalam aplikasi hiburan seperti Instagram, tiktok, Facebook, Twitter juga memiliki fitur direct massage. Hal tersebut  juga dapat mengikis budaya interaksi sosial secara langsung.

Hal ini dapat saya rasakan dimana anak anak kecil disekitar saya, mereka kemana pun pasti membawa ponsel dan sangat jarang sekali melihat anak anak tersebut bermain dengan anak anak sekitar atau bisa disebut sebagai anak rumahan, mereka enggan untuk berinteraksi, hal itu mungkin dikarena dengan adanya internet dan ponsel sudah saja sudah cukup menjadi hiburan dan tidak perlu keluar tenaga untuk mencari sebuah hiburan atau kesenangan.

Para anak remaja juga seperti itu, mereka lebih suka untuk mengobrol lewat aplikasi chating seperti WhatsApp, Line, Telegram, Instagram, tiktok, Facebook, Twitter, daripada berinteraksi dengan sesama secara langsung. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Bagaimana cara supaya para generasi penerus bangsa ini bisa memanfaatkan teknologi tersebut secara pintar dan bijak namun dengan tidak melupakan budaya dan nilai-nilai sosial.

Dalam hal ini, penggunaan teknologi seperti media sosial, perangkat pintar, dan aplikasi komunikasi atau chating memiliki dampak yang sangat berpengaruh terhadap budaya dan masyarakat. Entah bagaimana cara sesuatu hal yang dinamakan teknologi tersebut telah memperluas jejaring sosial dan membuatnya nampak mudah untuk memperoleh informasi dan hiburan. Namun, persoalan efek negatif seperti ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dan hilangnya budaya interaksi sosial secara langsung juga menjadi persoalan penting yang perlu diperhatikan, diteliti dan ditangani. Oleh karena itu, penting untuk membahas bagaimana teknologi dapat digunakan secara pintar yang dimana kita mengambil efek positif teknologi dan menyeimbangkan dengan tidak melupakan bahwa kita juga harus berinteraksi sosial dengan orang lain secara langsung dan melestarikan budaya dan nilai-nilai sosial yang penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun