KKN DT UNISMA BEKASI adalah bentuk konkret UNISMA BEKASI dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan tinggi. Kegiatan KKN ini dilakukan oleh mahasiswa terjun langsung kepada masyarakat sebagai objek untuk diberikan pemyuluhan,pemberdayaan, dan edukasi. Di masa-masa Pandemi Covid-19 KKN kali ini dilaksanakan secara Invidu dilaksanakan di masing-masing domisili peserta KKN.Â
LOKASI program diselenggrakan di posyandu Melati I Rt 001 Rw 002 Desa Srimahi dengan melakukan penyuluhan tentang ketahanan masyarakat berbasis keluarga dengan sasaran ibu-ibu disekitar rtdan dilakukan ditempat yang berbeda di  Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Tambun  Utara Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi yang dilakukan secara daring dengan sasaran guru, wali murid dan siswa-siswa SMPN 1 Tambun Utara.
ketahanan masyarakat berbasis keluarga menjadi pondasi penting bagi pembangunan nasional dan pencegahan dari kekerasan seksual yang sering kali terjadi di lingkup keluarga. Adapun Ketahanan masyarakat berbasis keluarga (Family Strength) menurut waish (yang dikutip dalam katalog pembangunan keluarga 2016) merupakan kemampuan untuk bertahan hidup dalam berbagai kondisi yang sering kali berubah secara dinamis serta memiliki sikap positif dari berbagai tantangan kehidupan keluarga.
Dalam muatan ( peraturan pemerintah nomor 21 tahun 1994 ) . Yang dimaksud ketahan keluarga adalah suatu dinamika keluarga yang memiliki keuletan, ketangguhan, dan kemampuan fisik , materil dan mental untuk hidup secara mandiri. Saefullah e.al (2018) Ketahanan keluarga atau resiliensi keluarga merupakan kemampuan setiap keluarga dalam bertahan menghadapi kesulitan kemudian beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dan mampu bangkit kembali, bahkan menjadi lebih kuat setelah mengalami krisis . Ketahanan keluarga yaitu sebagai kemampuan keluarga untuk menangkal dan melindungi dari berbagai permasalahan atau acaman kehidupan baik yang datang dari dalam keluarga itu sendiri ataupun dari luar lingkup keluarga tersbut.Â
Dewasa kini, ironis dalam lingkup keluarga sering kali ditemui kasus Kekerasan terhadap perempuan mdan anak hal ini merupakan tindakan yang berakibat kesengsaraan atau penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik seperti kekerasan dalam rumah tangga, pola asuh yang dilakukan dengan kekerasan secara seksual seperti tindakan pemerkosaan anak dibawah umur oleh pelaku pedofilia atau psikologis menjadi trauma yang berkelanjutan, hal ini bisa terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi.Â
Umumnya, kekerasan terhadap korban kekerasan seksual telah dimulai dalam lingkup kehidupan keluarga yang disebabkan karena adanya ketimpangan atau ketidakadilan gender dalam dogma bermasyarakat.Kekerasan seksual terhadap anak merupakan interaksi antara seorang anak dan seorang yang lebih tua atau orang dewasa seperti orang asing, saudara sekandung atau orang tua dimana anak tersebut dipergunakan sebagai sebuah objek pemuas bagi kebutuhan seksual dari pelaku.Â
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat rumah tangga yang memperlakukan kekerasan seksual lebih tinggi terjadi di wilayah pedesaan dibanding dengan rumah tangga yang berada di perkotaan. Hal ini dipengaruhi olehpendidikan hal ini terlihat dari pola pikir yang berbeda terkait sikap tidak membenarkan kekerasan dalam rumah tangga 78.55% dibandingkan di daerah pedesaan 69.96 %. Hal ini menunjukkan bahea rumah tangga di pedesaan masih memiliki pemahaman yang salah terkait kekerasan dalam rumah tangga.
Pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak terlepas dari lingkungan dan pola asuh dari orang tua tentunya setiap orang tua memiliki caranya masing-masing dalam mengasuh dan membesarkan anaknya. Namun mirisnya dalam catatan Badan Pusat Statistik yang dikutip dalam Katalog Pembangunan Keluarga 2016 ditemukan pada 2014 masih banyak orang tua 23,17 persen orang tua mendidik anaknya menimbulkan kekerasan fisik dan psikis. Hal sebab itu maka perlu adanya pendampingan lebih lanjut serta edukasi. Agar para orang tua lebih perhatian kepada anak-anaknya dan anak-anak usia remaja bisa mengkontrol diri mereka sendiri menghindari dari perbuatan yang merugikan diri sendri. Bagi bagian besar Indonesia hal-hal yang berkaitan seks termasuk didalamnya pendidikan seks masyrakat Indonesia masih memiliki sterotip yang vulgar terhadap hal tesebut.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H