Pernahkah Anda mendengar tentang proyek tol megah yang akan menghubungkan Jawa Barat ke Banten lewat laut? Proyek ambisius ini telah menjadi perbincangan hangat selama 14 tahun terakhir.Â
Dijuluki sebagai "Giant Sea Wall," tol ini sebenarnya merupakan proyek yang didesain dengan berbagai keunggulan yang belum pernah ada sebelumnya. Namun, apakah benar proyek ini masih mangkrak setelah lebih dari satu dekade?
Pada awalnya, proyek tol di Jawa Barat ini menarik perhatian banyak pihak. Kementerian PUPR bermitra dengan Kementerian Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda serta badan Kerjasama Internasional Korea Selatan (KOICA) untuk menggarapnya.Â
Rencananya, proyek ini tidak hanya akan menjadi sebuah jalan tol biasa, tetapi juga akan berfungsi sebagai tanggul raksasa atau Giant Sea Wall. Fungsi utama Giant Sea Wall ini adalah untuk mencegah turunnya permukaan tanah di wilayah Jakarta yang semakin mengkhawatirkan.
Mengapa proyek ini menjadi begitu penting? Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, diprediksi akan menghadapi ancaman tenggelam pada tahun 2050.Â
Setiap tahunnya, kota ini mengalami penurunan permukaan tanah yang signifikan, berkisar antara 7,50 cm hingga 14 cm. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah berani untuk melindungi kota metropolitan terbesar di Indonesia ini dari bencana alam yang tidak terelakkan.
Salah satu solusi yang diusulkan adalah membangun tanggul penahan air yang juga berfungsi sebagai jalan tol Jawa Barat-Banten. Jalan tol ini diharapkan dapat memperlancar perjalanan warga Jawa Barat menuju Jakarta dan Banten.Â
Di wilayah Jawa Barat, gerbang tol ini direncanakan akan berada di wilayah Bekasi, sekitar 40 km dari Depok. Rute tol ini akan menghubungkan wilayah reklamasi kota baru di Jakarta Utara dengan Pelabuhan Merak, Banten.
Proyek ambisius ini sejatinya telah masuk dalam rencana Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) sejak tahun 2019. Desainnya telah digarap dengan serius, dan seharusnya selesai pada tahun 2020.Â
Namun, hingga saat ini, pembangunan tol ini belum juga dilakukan. Mengapa demikian?