Itu lah sebabnya, wacana-wacana seperti ini tidak akan pernah dibahas lebih jauh apalagi disempurnakan. Sebab baru saja ide ini muncul, dia telah diberangus dan dikubur dalam-dalam.
Belum lagi mental masyarakat kita yang konsumtif dan matrealis, pasti tidak akan merestui juga. Saking primitifnya, dari pada menunggu trotoar modern yang tidak kunjung ada, naik angkutan umum modern yang tak kunjung ada pula, masyarakat kelas tanggung pasti lebih memilih beli mobil dan  memenjarakan hidup mereka di titik-titik kemacetan, sebanyak 3 sampai 4jam/hari, menikmati nyamannya kendaraan pribadi mereka.
Kesimpulannya untuk pemecahan Macet yang sebenarnya, nyaris tidak pernah ada kesimpulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H