Nik, doa meminta musim paling basahÂ
tak pernah lerai dari darasan ibadah Minggu-muÂ
sejak kau tahu jejak dan kakiku pecah di tanahÂ
buraikan rupa-rupa luka yang mengkalÂ
ke segala penjuru malamÂ
Nik, keretaku tiba terlalu cepatÂ
hidup hanya memberi bekal pertanyaanÂ
serta pedoman singkat cara tersenyumÂ
aku datang membaca jawaban yang menyusun keningmuÂ
kauajarkan pula merancang tawa di perca bibirkuÂ
Nik, meredakan secuil sengat rinduÂ
tak semudah menghafal ribuan nama jalan suatu kotaÂ
namun sesekali kuselipkan kau dalam sajakkuÂ
meski kemarau tersesat di sekujur kulitÂ
dan kita masih belajar merakit gerimisÂ
(2017)Â
_
Catatan : Pernah dimuat di rubrik "Sastra" SKH Go Cakrawala Gowa edisi Sabtu, 4 Maret 2017
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI