Nik, doa meminta musim paling basahÂ
tak pernah lerai dari darasan ibadah Minggu-muÂ
sejak kau tahu jejak dan kakiku pecah di tanahÂ
buraikan rupa-rupa luka yang mengkalÂ
ke segala penjuru malamÂ
Nik, keretaku tiba terlalu cepatÂ
hidup hanya memberi bekal pertanyaanÂ
serta pedoman singkat cara tersenyumÂ
aku datang membaca jawaban yang menyusun keningmuÂ
kauajarkan pula merancang tawa di perca bibirkuÂ
Nik, meredakan secuil sengat rinduÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!