Mohon tunggu...
Achmad Hid. Alsair
Achmad Hid. Alsair Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa semester akhir, #GGMU @Man_Utd, ISFJ, hobi baca buku bertema sejarah, jatuh cinta dengan sastra dan gemar diskusi isu-isu internasional.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bernie Sanders : Pilihan Rasional Rakyat AS

4 Maret 2016   07:57 Diperbarui: 4 Maret 2016   08:04 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bernie Sanders, awalnya tidak diunggulkan namun kini menjadi kompetitor tangguh untuk Hillary Clinton. (Kena Betancur/AFP/Getty Images)"][/caption]

Pada tulisan sebelumnya, saya membahas mengenai kemungkinan-kemungkinan orientasi kebijakan luar negeri yang akan diterapkan beberapa kandidat capres dari Partai Demokrat dan Partai Republik jika terpilih. Kali ini, saya akan membahas mengenai salah satu calon dari Partai Demokrat yang “nyentrik” sekaligus konsisten : Bernard “Bernie” Sanders. Saya sendiri agak menyesal mengapa pada artikel sebelumnya hanya membahas sangat sedikit mengenai Bernie Sanders, dan kali ini saya akan membahasnya secara komplit.

Mengapa Bernie Sanders? Saya yakin diantara kita yang mengikuti perkembangan berita baik dalam maupun luar negeri, Bernie Sanders tak mendapat ekspos yang cukup dari pers sehingga kita hanya disuguhi nama Hillary Clinton dalam bursa calon presiden Partai Demokrat. Ini sangat bias dan meminggirkan keberadaan Sanders sebagai kompetitor tangguh. Ini bisa dilihat dari berbagai poling, kaukus, maupun pemilu pendahuluan dimana perbedaan hasil Hillary dan Sanders mulai menipis. Berbeda saat pada masa awal-awal Sanders maju sebagai kandidat yang kepopulerannya kalah dibanding Hillary. Namun itu semua kini berbalik.

Bernie Sanders merupakan warna tersendiri di USA Election tahun ini. Visi misinya yang beda dari yang lain membuatnya dipilih oleh kaum muda, sanggup menarik minat swing-voters, dan bahkan membuat beberapa Republikan-konservatif berbalik mendukungnya. Siapa dia, apa saja visi-misinya dan mengapa dia populer? Berikut beberapa faktanya :

Konsisten Dengan Isu Yang Dia Bawa

Sejak menjadi senator dari Vermont, negara bagian Virginia, sejak era 90-an, Bernie Sanders mengedepankan isu-isu dalam negeri seperti kesenjangan sosial yang kian melebar, tingkat pengangguran yang terus meninggi, jaminan kesehatan untuk warga Amerika Serikat, jaminan pendidikan untuk para pemuda-pemudi, jaminan sosial untuk masyarakat kelas menengah ke bawah, jaminan sosial untuk kaum pekerja, dan yang paling utama adalah masalah kemiskinan yang kini menghantui warga AS.

Dalam berbagai kesempatan, dia berulang kali menyinggung mengenai Amerika Serikat yang merupakan negara maju dan negara kaya ironisnya malah tidak mampu untuk menyediakan jaminan sosial yang merata bagi seluruh rakyatnya. Latar belakangnya yang terlahir dari keluarga kelas pekerja membuatnya sangat konsen terhadap isu-isu di atas, dan terus menerus dia ulang sebab masalah ini terus saja terjadi di Amerika Serikat bahkan semakin menggawat.

Seorang Sosialis Tulen

[caption caption="(Blue Nation Review)"]

[/caption]

Ya, ini bisa dicermati dari agenda kampanyenya yang telah disebutkan sebelumnya, yang menekankan pada isu kesetaraan sosial seluruh warga Amerika Serikat. Hal tersebut telah diketahui oleh publik pada pidatonya saat menang pemilihan senator untuk House of Representative tahun 1990. “I am a socialist, and everyone knows that,” ujarnya secara terang-terangan. Dalam berbagai kesempatan, Sanders menekankan bahwa ekonomi haruslah bekerja untuk semua orang, bukan cuma dikuasai oleh segelintir orang kaya.

Untuk tercapainya program tersebut, Sanders menginginkan agar persentase pembayaran pajak orang-orang kaya Amerika Serikat dan semua korporasi untuk ditingkatkan untuk mendukung langkah jaminan sosial utamanya dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Sanders bahkan menginginkan agar biaya akses seluruh universitas digratiskan. Ini didasari atas argumennya bahwa kesetaraan sosial tak akan terjadi jika banyak masyarakat yang tak bisa mengakses pendidikan tinggi.

Saking sosialis-nya, Bernie Sanders menolak donasi kampenye dari korporasi maupun pengusaha-pengusaha kaya Amerika Serikat karena menganggap mereka adalah biang masalah ekonomi Amerika Serikat. Sanders lebih memilih donasi murni dari para pendukungnya.

Peduli Terhadap Isu-Isu Non-Politik

[caption caption="(Twitter @sensanders)"]

[/caption]

Kicauan pada tanggal 21 Januari lalu tersebut merupakan komentarnya terhadap hasil studi National Oceanic and Atmospheric Administration yang mengatakan bahwa 2015 adalah tahun terpanas sepanjang sejarah umat manusia. Jauh sebelum itu, bersama dengan Senator Barbara Boxer (yang juga merupakan pendukungnya), Sanders memperkenalkan Global Warming Pollution Reduction Act pada tahun 2007 yang menekankan pada pengurangan jumlah polusi yang dikeluarkan oleh industri maupun kendaraan.

Selain itu, masalah diskriminasi ras juga menjadi konsennya sejak lama. Hal ini terbukti bahkan saat Sanders masih SMA. Beberapa hari yang lalu beredar foto Sanders muda (dan foto tersebut telah dikonfirmasi benar oleh yang bersangkutan) diamankan oleh polisi dalam aksi menolak rencana pemisahan kelas antara murid-murid kulit putih dan murid-murid keturunan Afrika di SMA-nya pada tahun 1963.

Konsisten Menentang Partisipasi Amerika Serikat Dalam Konflik Bersenjata

[caption caption="Pidato penolakan Bernie Sanders pada intervensi AS ke konflik Irak-Kuwait 1991 di ruangan senat yang kosong melompong. (C-SPAN/YouTube)"]

[/caption]

Ini menjadi poin yang paling menarik. Berbicara di hadapan senat pada 9 Januari 1991, Sanders menentang keras turut campurnya Amerika Serikat dalam konflik Kuwait-Irak. Menurutnya intervensi tersebut justru akan berdampak buruk ke depannya, terutama dengan konflik-konflik di wilayah Timur Tengah selanjutnya. Penentangan juga diambil saat Invasi Irak 2003. Sanders mengatakan bahwa partisipasi AS dalam penggulingan Saddam Hussein justru akan membuat ekonomi semakin terpuruk, dan seharusnya dana untuk perang bisa dialihkan untuk membantu masyarakat yang hidup di bawah standar. Lebih lanjut, dalam kesempatan yang sama Sanders mengatakan “I fear that one day we will regret that decision and that we are in fact laying the ground work for more and more wars for years to come.”

“Ramalan” Sanders tersebut seolah terbukti saat ini. ISIS yang kini menjadi ancaman terbesar dunia saat ini lahir dari akumulasi konflik yang terjadi di Irak pasca penggulingan rezim Saddam Hussein oleh AS. Belum lagi jika berbicara mengenai Krisis Ekonomi AS 2008 yang salah satu faktornya adalah banyaknya anggaran yang dihabiskan AS untuk militer sehingga mengesampingkan masalah ekonomi dalam negeri. Sanders mengatakan intervensi AS di Irak sebagai blunder kebijakan luar negeri terburuk sepanjang sejarah.

Masih banyak lagi pandangan politik Bernie Sanders seperti ketidaksukaannya terhadap kesepakatan kerjasama ekonomi kawasan NAFTA-CAFTA-TPP yang dianggapnya semakin mempersulit akses lapangan pekerjaan dalam negeri AS dan hanya menguntungkan korporasi; kesetujuannya mengenai solusi dua negara dalam masalah Israel-Palestina; sikapnya menentang peretasan data masyarakat oleh NSA karena tidak konstitusional; dukungannya untuk pembatasan akses pembelian senjata; dan anggapannya bahwa Wall Street hanya diisi oleh “sekumpulan orang-orang rakus”.

Membaca hal-hal di atas, tak heran jika kini popularitas Bernie Sanders kini menyamai Hillary Clinton. Banyak orang yang setuju dengan visinya mengenai jaminan sosial untuk masyarakat, pentingnya pembangunan ekonomi dalam negeri, rasa tidak adil terhadap pajak orang kaya yang terlampau kecil, hingga ketidaksetujuan terhadap partisipasi Amerika Serikat dalam berbagai konflik. Berbeda dengan Hillary yang cenderung bersifat militeris, dan Trump yang kita semua tahu bagaimana visi misinya.

Mungkin visi-misinya terlalu muluk atau bahkan susah terwujud jika nanti terpilih mengingat pemerintahan AS yang didalamnya banyak pihak dengan kepentingan masing-masing, namun rakyat Amerika Serikat sudah lelah dengan segala masalah baik di dalam negeri maupun luar negeri. Banyak dari mereka menganggap Bernie Sanders adalah orang yang tepat untuk membawa AS keluar dari krisis, belum lagi jika berbicara tentang pengalamannya 30 tahun menjadi senator. Dan saya sebagai mahasiswa yang konsen dalam isu internasional, yakin Bernie Sanders akan membuat Amerika Serikat banyak berubah dalam artian positif jika dia terpilih sebagai presiden. Semoga itu terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun