Dengan melibatkan investor swasta, proyek-proyek ini dapat memanfaatkan keahlian dan teknologi yang tidak tersedia di sektor publik, sehingga meningkatkan kualitas dan efisiensi pembangunan dan pengoperasian infrastruktur. Selain itu, jalan tol yang baru dibangun dapat meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan menciptakan lapangan kerja pada saat dan setelah pembangunan. Sektor swasta yang terlibat biasanya mempunyai insentif untuk memastikan bahwa infrastruktur yang sedang dibangun berfungsi dengan baik dan dalam kondisi optimal, karena pendapatan mereka bergantung pada keberhasilan pengoperasian fasilitas tersebut. Keberhasilan proyek ini dapat menarik minat investor untuk proyek-proyek infrastruktur lainnya di Probolinggo, termasuk pembangunan bandara, pelabuhan, atau fasilitas olahraga, yang semuanya bisa mendapatkan manfaat serupa dari model PPP. Selain itu, risiko dalam proyek-proyek besar seperti ini dapat dibagi antara pemerintah dan pihak swasta, sehingga tidak sepenuhnya ditanggung oleh salah satu pihak saja, termasuk risiko finansial, konstruksi, dan operasional. Dengan mencermati keberhasilan proyek Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi, jelas bahwa PPP adalah model yang dapat direplikasi untuk proyek infrastruktur lainnya. Pemerintah daerah dapat lebih memperluas jenis kemitraan ini untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang sangat dibutuhkan sekaligus mengoptimalkan penggunaan sumber daya publik dan menarik investasi swasta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H