Mohon tunggu...
Achmad Rafi
Achmad Rafi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Mahasiswa PWK²³ Universitas Negeri Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan dan Pentingnya Konsep Barang Publik dan Privat

29 April 2024   00:10 Diperbarui: 29 April 2024   00:20 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan dan Pentingnya Konsep Barang Publik dan Privat

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering  berinteraksi dengan berbagai jenis barang dan jasa. Barang-barang ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu barang publik dan barang pribadi. Konsep barang privat dan barang publik merupakan salah satu konsep penting dalam ilmu ekonomi. Konsep ini memegang peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian dan  masyarakat.

1. Definisi Barang Publik dan Privat

Barang Publik

Barang publik (public goods) adalah barang dan jasa yang tersedia bagi semua orang dalam masyarakat, tanpa memandang status sosial atau kekuatan ekonomi.  Ciri utama  barang publik adalah non-eksklusivitas dan non-rivalitas. Artinya konsumsi oleh satu orang tidak membuat produk tersebut tersedia bagi orang lain, dan sulit untuk mengecualikan individu dari penggunaannya. Contoh barang publik termasuk lampu jalan, pertahanan nasional udara bersih, sistem pengendalian banjir, mercusuar, dan peradilan.

Barang Privat

Secara umum, barang privat (Private goods) dapat diartikan sebagai barang atau jasa yang dimiliki oleh perorangan atau badan usaha dan  dapat dijual kepada konsumen, biasanya untuk mendapatkan keuntungan. Sebagian besar barang yang kita konsumsi adalah barang privat, yaitu barang yang hanya dapat digunakan oleh satu konsumen pada satu waktu. Barang pribadi bersifat hak milik dan kompetitif, artinya konsumsi oleh satu orang membuat barang tersebut tersedia bagi orang lain, dan pemiliknya dapat mengontrol akses dan penggunaan. Contoh barang privat antara lain mobil, pakaian, dan makanan.

2. Perbedaan Barang Publik dan Privat

  • Sifat Kepemilikan 

Barang publik dimiliki atau dikelola oleh negara atau otoritas publik, sementara barang privat dimiliki oleh perorangan atau perusahaan swasta. Dalam konteks barang publik, kepemilikan sering kali bersifat kolektif, dengan pemerintah atau badan publik bertanggung jawab atas pengelolaan dan penyediaannya. Misalnya, pemerintah mungkin bertanggung jawab  mengelola jalan  atau sistem kesehatan nasional. Sebaliknya, barang pribadi dimiliki oleh individu atau perusahaan tertentu yang mempunyai hak eksklusif atas penggunaan dan manfaat  barang tersebut. Misalnya,  perusahaan swasta mempunyai kendali penuh atas produksi dan penjualan produk yang mereka miliki.

  •  Aksesibilitas

Barang publik dapat digunakan oleh semua orang tanpa memandang status atau kemampuan ekonominya, sedangkan akses terhadap barang pribadi mungkin dibatasi oleh harga atau kebijakan pemiliknya. Ini berarti bahwa akses terhadap barang publik tidak bergantung pada kemampuan finansial individu atau kelompok sosial tertentu. Misalnya, fasilitas umum seperti taman kota dan lembaga pendidikan umum tersedia bagi seluruh warga negara tanpa  pembayaran khusus atau biaya keanggotaan. Namun, akses terhadap barang-barang pribadi sering kali bergantung pada kemampuan finansial, dan harga produk serta layanan  dapat menjadi hambatan bagi masyarakat dengan pendapatan rendah atau terbatas.

  • Produksi

Produksi barang publik biasanya didasarkan pada kepentingan publik atau kolektif masyarakat, sementara produksi barang privat bertujuan untuk pada kepuasan kebutuhan dan keinginan individu. Barang publik sering kali diproduksi atau disediakan dengan tujuan memenuhi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan, seperti pelayanan kesehatan atau infrastruktur transportasi. Kepentingan publik menjadi fokus utama dalam pengambilan keputusan mengenai penyediaan barang publik tersebut. Di sisi lain, produksi barang privat biasanya didorong oleh motif keuntungan, di mana pemilik atau perusahaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan individu dan memperoleh keuntungan dari penjualan produk atau layanan mereka.

  • Kendali barang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun