Mohon tunggu...
Achmad Afandi
Achmad Afandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis sebuah berita terbaru dan yang jarang diketahui

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

The Power of Kepepet

31 Januari 2023   18:30 Diperbarui: 1 Februari 2023   01:28 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"i" https://www.googleadservices.com/pagead/aclk?sa=L&ai=DChcSEwjcjrSz5vH8AhVVmWYCHWivCg8YABACGgJzbQ&ohost=www.google.com&cid=CAES2AHg9mqwtMOEeNcAmRVe

The Power Of Kepepet

Judul ini telah telah dijadikan motivasi dan inspirasi untuk berkarya. Dari cerita Jaya Setiabudi mengenai kepepet membuat terdorong untuk terjun dalam dunia wirausahawan hingga akhirnya mampu menjadi salah satu pembisnis muda yang disejajarkan dengan Renald Khasali. Sebelum membahas lebih rinci dan jauh, kita harus memahami arti "kepepet". Mungkin sebagian masih belum mengenal arti dari "kepepet". Ditinjau dari KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) kepepet ialah terdesak, terimpit dan terjepit.

Bagi kebanyakan orang hal seperti kepepet seringkali dilakukan saat dalam kondisi mendadak. Kepepet dapat memberikan dampak positif dan juga negatif. Biasanya bagi penulis pemula kesulitan mencari ide, ketika sudah mendekati deadline. Ide yang ada dalam pikiran tiba-tiba muncul gara-gara kepepet. Semacam ini menjadikan tolak ukur bahwa kepepet memiliki kekuatan tersendiri bagi yang melakukannya. 

Pada saat kondisi kepepet, pikiran dituntut untuk memecahkan masalah dengan melihat kondisi yang sudah genting. Akhirnya, dari kondisi tersebut menumbuhkan keyakinan dan keberanian kuat dalam mengambil keputusan. Hal ini dibuktikan dengan kisah penuh prestasi yang dilakukan oleh Rudi Hartono dikenang sepanjang masa dalam dunia olahraga bulu tangkis. Kepepet dalam segala kondisi penting, tetapi yang harus perlu digarisbawahi yaitu tidak semua kondisi kita memakai cara kepepet. Selagi ada kesempatan cukup, maka manfaatkan kesempatan itu. 

Kepepet adalah sebagai salah satu solusi apabila kita kesulitan dalam menghadapi permasalah menulis. Menulis bagi orang awam terbilang susah karena sebelumnya belum pernah melakukannya. Lewat cara kepepet dapat mengunggah untuk semangat menulis terpenting tidak asal jiplak karya orang lain. Membuat deadline untuk diri sendiri juga sangat perlu dilakukan, apalagi yang menggeluti dunia kepenulisan. Setiap hari tentu memiliki target dan tujuan yang akan dicapai. Melalui langkah tersebut terdorong rasa semangat untuk meraihnya. Meskipun kondisi tidak memungkinkan, tetapi yakinkan bahwa Anda bisa melakukannya. 

Ketika Anda baru saja memasuki dunia kepenulisan, jangan bicara banyak mengenai kualitas yang bisa dilakukan tetapi bagaiman anda bisa menyelesaikan tulisannya. Kualitas karya dapat diperoleh dari proses yang berkelanjutan. Penulis terkenal awalnya membutuhkan sebuah proses. Jika Anda ingat sukses menjadi seorang penulis hebat, maka cara yang bisa dilakukan dengan mau tak mau harus mulai menulis bagaimana pun caranya. Itulah sebagai pondasi untuk membangun kekuatan dalam berliterasi. Luangkan waktumu untuk membaca dan menulis. Apabila anda lakukan terus menerus, bakalan berhasil impian atau pencapain Anda. Kepepet bisa menjadi langkah utama untuk berliterasi karena ada tuntutan. Akan tetapi, selebihnya jangan ketergantungan dari hasil desakan atau paksaan melainkan murni dari hati nurani. Sedikit semoga bermanfaat.

Mojokerto, 30 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun