Kacamata Publik tentang Angpao Saat Tahun Baru Imlek
Semua segala kejadian yang terjadi, dibalik nya ada makna yang harus kita ketahui bersama. Seperti halnya, angpao saat perayaan tahun baru Imlek dilakukan semuanya jelas pernah menjumpai. Bagi-bagi angpao adalah tradisi dari kepercayaan dan budaya dari agama Tionghoa atau Konghuchu. Setiap kali perayaan tahun baru Imlek, tentu bagi orang yang beragama Konghucu bagi-bagi angpao memberikan makna tersendiri. Bukan hanya sekedar atraksi yang dipertunjukkan tetapi bagi angpao pada masyarakat sekitar juga dilakukan oleh mereka.
Angpao memiliki makna tersendiri bagi yang ingin mendefinisikan. Akan tetapi, Menurut KBBI, angpau atau angpao adalah hadiah atau pemberian uang pada hari Tahun Baru China. Biasanya, mereka yang sudah berkeluarga memberikan angpao kepada anak-anak atau keluarga terdekat menggunakan amplop merah.Â
Pengalaman penulis dan cerita dari orang tua yang bekerja di rumah orang China. Angpao bukan sekedar uang yang dimasukkan kedalam amplop. Dibalik itu ada maksut dan tujuannya. Salah satunya bentuk sebagai wujud terimakasih pada tuhan telah diberikan kesehatan, kelancaran dan kelapangan atas Rizki yang sudah diberikan. Pemahaman ini murni atas dasar pengetahuan mereka. Siapapun boleh memahami dengan yang pernah dilakukan. Bagi angpao dapat kita samakan dengan bagi-bagi uang ketika selamat hari raya idul Fitri. Pemberian dalam bentuk nominal, semata-mata sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih pada Tuhan.
Pemberian angpao sebagian orang mengatakan di malam perayaan tahun baru Imlek atau pagi hari sebelum sembahyang. Sesuai dengan pengalaman bahwa bagi angpao dengan harapan dilimpahkan rezeki. Penulis seringkali mendapatkan angpao darj juragan orang tua yang kerja. Orang China kalau memberikan angpao terkadang nominal nya tinggi karena mereka rata-rata hasil setiap harinya dari penjualan berdagang.Â
Selain diberikan kepada keluarga dan kerabatnya juga masyarakat umum yang membutuhkan. Angpao tidak hanya sekedar dengan uang didalam amplop yang berwarna merah tetapi lebih dari itu, bisa berupa makanan atau camilan khas Tionghoa ketika tahun baru Imlek. Kalau dari sudut pandang agama Islam tidak ada masalah ketika mendapatkan angpao dan sah-sah saja. Perbuatan tersebut wujud saling menghormati dan menghargai kepercayaan agama masing-masing sesuai sila dalam Pancasila dan Surat Al Kafirun.Â
Pada waktu dulu, bagi-bagi angpao dimaknai sebagai langkah untuk mengusir roh-roh jahat. Beda demikian dengan kondisi sekarang, Angpao mampu memberikan keberuntungan bagi yang membagikan. Masyarakat mayoritas Islam menantikan ketika perayaan tahun baru Imlek ialah bagi-bagi angpao sambil melihat atraksi barongsai. Setiap jalan biasanya menggantungkan sebuah angpao untuk barongsai dan diberikan ke masyarakat luas.Â
Dalam kepercayaan agama Konghucu, warna pada Angpao untuk mengusir roh jahat. Mengapa klenteng dan segala bahan yang ada untuk sembahyang bewarna merah. Alasannya salah satunya seperti yang dijelaskan diatas. Maka dari itu, Angpao bewarna merah, dupa juga kayunya bewarna merah dan semuanya serba merah karena untuk menolak sesuatu yang memiliki keinginan jahat. Warna merah sendiri juga sebagai simbol keberuntungan. Agama Islam juga demikian, agar terhindar dari segala macam bahaya ritual yang dilakukan Islam dengan mengadakan tumpengan untuk keselamatan agar dijauhkan dari segala macam bahaya.Â
Sudut pandang orang awam mengenai angpao sangat luas. Ada yang menyambutnya dengan sangat senang, terharu dan bahagia. Semua itu karena adanya rasa untuk mengungkapkan diri atas sesuatu yang didapatkan. Semoga sedikit dapat menambah pengetahuan dalam diri kita. Adapun yang ingin mengkritik atau menyanggah, penulis sangat terbuka menerima nya.Â
Tulungagung, 22 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H