Hari berganti hari, dan minggu berganti minggu
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat
Pada saat itu aku baru menyadari, jika ada sesuatu yang hilang dari jiwaku
Sesuatu yang telah lama menemani hari-hariku, selalu mamandang senyum manis di wajahnya
Namun, sekarang ia telah pergi entah ke mana
Seakan dunia telah menyembunyikan keberadaan dirinya dariku
Bahkan aku sampai tidak tahu harus mencarinya ke mana lagi
Semua jalan yang aku tuju seakan telah tertutup rapat bagiku
Sampai aku tidak tahu harus melangkahkan kakiku ke mana lagi
Kepergiannya seakan meredupkan cahaya pagi matahari yang selalu kunantikan
Tanpa kehadirannya, telah membuat setiap malam yang aku lalui terasa semakin gelap dan sunyi
Kerlap-kerlip bintang di langit malam yang selalu menemaniku, kini cahayanya semakin lama terlihat semakin pudar
Seperti pudarnya senyum yang selalu menghiasi wajahku selama ini
Kepergiannya telah membuat hari-hari yang aku lalui terasa semakin lama
Semangat yang dulu begitu membara, kini perlahan-lahan mulai layu seiring dengan berjalannya waktu
Bagaikan bunga mawar yang layu sebelum dapat berkembang
Langkah-langkah kaki yang dulu begitu kokoh menginjak tanah
Kini, kaki itu sudah terasa semakin sulit untuk melangkah ke depan mengejar mimpi
Ketidakhadirannya telah merubah segalanya, bagaikan bumi tanpa cahaya matahari yang menyinari
Semua kehidupan yang ada di bumi akan menghilang dan punah dengan sendirinya
Begitu pula dengan jiwaku ini, ia akan menghilang dari ragaku yang semakin lemah ini menuju ke tempat yang abadi
Achmad Fahad
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H