"Itu ... apa Mul, seperti keranda terbang?"
  "Ya ampun," kata Mulyono terkejut, "itu lampor dan siapapun yang tertangkap tidak akan pernah bisa kembali lagi." Kali ini suara Mulyono terdengar terbata-bata karena takut.
  "Ayo kita kabur dari sini Mul!"
  "Kau benar, sebelum keranda terbang itu menangkap dan membawa kita pergi."
  Mulyono dan Saiful segera berlari meninggalkan area pemakaman tua itu. Namun, keranda terbang itu mulai berjalan mengikuti Mulyono dan Saiful dari belakang.
~Tamat~