"Ayo kita susuri jalan setapak ini dengan perlahan."
  Kedua sahabat itu kembali melanjutkan penelusuran dengan menyusuri jalan setapak yang terlihat menyeramkan dan angker. Semakin jauh mereka berjalan, semakin kuat pula rasa takut yang mereka rasakan. Jalan setapak ini akhirnya membawa kedua sahabat itu tiba di sebuah pemakaman tua.
  Kedua sahabat itu berhenti untuk melihat serta merekam pemandangan yang ada di hadapannya. Seketika bulu roma mulai meremang karena rasa takut, ditambah samar-samar terdengar suara orang sedang berjalan. Dan seprtinya suara itu sedang mengarah ke area pemakaman tua ini.
  "Mul, kau dengar suara itu, kan?" Suara Saiful terdengar pelan seolah sedang berbisik.
  "Iya, aku juga mendengarnya. Seperti suara orang sedang berjalan."
  "Menurutmu siapa orang yang berjalan di tempat seperti ini?"
  "Mana aku tahu Saiful."
  "Mul, ayo kita kembali saja. Aku takut terjadi sesuatu malam ini," pinta Saiful.
  "Tunggu sebentar. Aku masih penasaran dengan suara itu."
  "Firasatku mengatakan ini buruk Mul. Ayo kita kembali saja."
  Belum sempat Mulyono menjawab, tiba-tiba muncul sebuah keranda terbang di tepi area pemakaman tua.