Pada awal bulan Oktober ini dunia kembali dikejutkan dengan pecahnya konflik di Timur Tengah yang tidak pernah diduga sebelumnya oleh berbagai pihak termasuk badan-badan intelijen barat. Ketika negara-negara barat termasuk NATO dan Amerika Serikat sedang sibuk membantu Ukraina dalam konflik terbuka dengan Rusia yang telah berlangsung lebih dari satu setengah tahun, dan sampai saat ini sepertinya masih belum terlihat adanya tanda-tanda konflik tersebut akan mereda atau berakhir dengan gencatan senjata.
Kemudian pada hari Sabtu pagi, tanggal 7 Oktober 2023 para pejuang Palestina yang menguasai wilayah Jalur Gaza secara mengejutkan melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Israel dengan menggunakan ribuan roket yang ditembakkan dari beberapa tempat yang berada di Jalur Gaza. Tidak cukup sampai di situ, para pejuang Palestina juga melakukan penyerbuan langsung ke dalam wilayah Israel dengan cara menjebol dinding pembatas yang dibangun oleh pemerintah Israel dengan menggunakan buldozer, serta beberapa pejuang Palestina lainya menggunakan paragliding untuk masuk ke wilayah Israel melalu jalur udara.
Setelah berhasil menjebol dinding pembatas yang selama ini memisahkan wilayah Israel dan wilayah Jalur Gaza. Para pejuang Palestina yang berjumlah ratusan orang mulai menyebar dengan cepat serta melakukan serangan ke pos-pos keamanan yang berada di dalam wilayah selatang Israel. Tidak hanya itu, para pejuang Palestina juga masuk ke dalam rumah-rumah warga yahudi dan melakukan penangkapan terhadap ratusan warga sipil Israel. Warga sipil yang berhasil ditangkap oleh para pejuang Palestina, segera dibawa menuju ke Jalur Gaza untuk dijadikan sebagai sandera yang akan digunakan sebagai alat tawar dan alat tekan.
Serangan pada hari Sabtu pagi itu seolah menunjukkan kepada negara-negara Arab, bahwa negara Israel yang notabena disebut-sebut sebagai negara terkuat di kawasan Timur Tengah, ternyata dapat dengan mudah ditembus oleh para pejuang Palestina. Bahkan Iron Dome yang menjadi kebanggaan dari pemerintah serta militer Israel untuk melindungi negara Israel dari ancaman serangan roket pejuang Palestina, ternyata juga gagal dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.
Ribuan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza ternyata berhasil menerobos perlindungan Iron Dome yang akhirnya menghujani serta menghancurkan beberapa kota, desa, juga fasilitas publik yang berada di wilayah Israel. Penyerangan kali ini merupakan kejadian terburuk yang menimpa negara Israel. Di samping menimbulkan kerugian materi yang nilainya tidak sedikit, juga adanya korban jiwa dari warga sipil Israel yang mencapai ribuan orang.
Serangan yang dilakukan secara tiba-tiba dan mengejutkan ini membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seakan terlihat tidak berdaya dalam mengantisipasi serangan yang akan terjadi dari para pejuang Palestina di Jalur Gaza. Mengingat selama ini, negara Israel begitu membanggakan dinas intelijennya yang diklaim merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Namun pada kenyataannya, Mossad tidak dapat memprediksi atau bahkan tidak tahu sama sekali jika akan terjadi serangan pada hari Sabtu pagi yang mengguncang negara Israel.
Pukulan serta serangan yang mengejutkan dari para pejuang Palestina ini telah membuat pamor Perdana Menteri Israel langsung menurun drastis di hadapan rakyatnya, yang menganggap dirinya telah gagal dalam menjamin keamanan warga yahudi yang bermukim di wilayah pendudukan Israel. Untuk menutupi rasa malu serta ketidakberdayaan pemerintahannya dalam menghadapi para pejuang Palestina yang telah memporak-porandakan wilayah Israel, serta berhasil menculik ratusan warga sipil Israel termasuk diantaranya terdapat beberapa tentara IDF.
Akhirnya, Perdana Menteri Israel memerintahkan serangan besar-besaran dengan menggunakan jet temput ke wilayah Jalur Gaza untuk menumpas para pejuang Palestina. Tidak cukup sampai di situ, Benjamin Netanyahu juga memutus aliran listrik, pasokan air bersih, dan juga bahan makanan, serta BBM bagi warga sipil yang tinggal di wilayah Jalur Gaza.
Serangan udara dari pasukan Israel ternyata tidak menarget para pajunag Palestina yang dituduh bertanggung jawab terhadap serangan ke wilayah Israel. Pada kenyataannya, pasukan Israel atau yang biasa disebut IDF sebenarnya tidak mengetahui atau memiliki informasi di mana para pejuang Palestina itu bersembunyi. Demi memperbaiki citra yang telah rusak, serangan udara yang dilakukan oleh militer Israel akhirnya menarget warga sipil Palestina yang tidak berdosa. Jet-jet tempur Israel dengan membabi-buta menembakkan rudal ke rumah-rumah warga Palestina dan kamp-kamp pengungsian.
Tidak hanya itu, beberapa rumah sakit yang ada di wilayah Jalur Gaza juga dengan sengaja menjadi target serangan dari rudal jet-jet tempur Israel. Dalam waktu singkat, ratusan bahkan ribuan orang Palestina meninggal dunia akibat serangan brutal negara Israel kepada warga sipil yang berada di wilayah Jalur Gaza. Banyak di antara para korban adalah anak-anak dan balita yang meninggal akibat keganasan serangan udara Israel.
Ketika warga sipil Palestina yang sudah tidak berdaya serta terhimpit oleh berbagai penderitaan akibat blokade total yang dilakukan oleh pemerintah Israel. Pada saat yang sama, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang mempersiapkan pasukannya dalam jumlah besar untuk melakukan serangan darat dengan masuk ke wilayah Jalur Gaza. Dan benar saja, pasukan darat Israel yang didukung oleh kendaraan tempur lapis baja, beserta tank-tank Merkava bergerak memasuki wilayah Jalur Gaza dari arah utara untuk memburu serta membunuh para pejuang Palestina yang dianggap paling bertanggung jawab terhadap serangan ke wilayah Israel.