Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Penelusuran Berdarah di Hutan Donomulyo

25 Oktober 2023   19:12 Diperbarui: 25 Oktober 2023   19:18 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

23

Dari balik rimbunan pohon-pohon besar yang tumbuh mengelilingi bangunan rumah tua terbengkalai, terlihat ada beberapa sosok yang tersamarkan dengan baik oleh kegelapan pekat yang ada di sekitarnya. Sosok-sosok misterius itu hanya berdiri diam sambil mengawasi kedua orang asing yang tidak seharusnya berada di tempat ini pada jam selarut ini. Akan tetapi, kedua orang asing itu seakan tidak peduli dan sepertinya ingin mencoba untuk masuk ke dalam bangunan rumah tua terbengkalai itu.

   Tersembunyi di balik topeng kepala rusa yang dikenakannya, sepasang sorot mata tajam mengawasi dengan seksama saat kedua orang asing itu mulai berjalan mendekat ke anak tangga yang berada di depan bangunan rumah tua terbengkalai itu. Pelan dan pasti kedua orang asing itu mulai menaiki anak tangga dari kayu hingga sampai di serambi depan rumah. Setelah berada di serambi depan rumah, salah satu dari orang asing itu mulai berjalan menyusuri serambi depan rumah hingga sampai ke ujung, lalu berjalan kembali lagi ke tempat orang yang satunya sedang berdiri diam menunggunya. Terlihat kedua orang asing itu berdiri bersama lalu salah satu diantaranya mulai berusaha membuka pintu kayu yang mengarah ke bagian dalam dari bangunan rumah tua terbengkalai. Ketika kedua orang asing itu akhirnya berhasil membuka pintu rumah, kemudian kedua orang asing itu mulai berjalan masuk ke dalam bangunan rumah tua terbengkalai. Sosok-sosok misterius yang sebelumnya berada di balik rimbunan pohon-pohon besar, kini satu per satu mulai menampakkan dirinya di halaman rumah tua terbengkalai yang diselimuti dengan kegelapan pekat dan kesunyian malam yang menakutkan.

   Ada delapan sosok misterius yang kini tengah berdiri diam dengan mengenakan pakaian serba hitam, ditambah dengan topeng yang berbentuk kepala hewan lengkap dengan tanduknya, sehingga penampilan mereka telihat sangat menyeramkan bagaikan seorang algojo yang diberi tugas untuk melenyapkan nyawa manusia yang bersalah. Dan memang itulah yang akan mereka lakukan kepada kedua orang asing yang dengan lancang berani menerobos masuk ke dalam bangunan yang terlihat seperti sebuah rumah tua terbengkalai yang beada di tengah hutan belantara. Namun kenyataannya, bangunan rumah tua terbengkalai itu merupakan sebuah tempat yang sakral untuk melakukan ritual-ritual kegelapan dengan diiringi pengorbanan atau menumpahkan darah manusia untuk dipersembahkan kepada sang penguasa kegelapan abadi.

   Dan malam ini, ada dua orang asing yang dengan lancang telah berani memasuki tempat sakral yang seharusnya tidak boleh dimasuki oleh sembarang orang, kecuali para pengikut yang telah terikat dengan perjanjian darah dengan sang penguasa kegelapan. Dengan suara yang mampu melumpuhkan tubuh karena dorongan amarah yang memuncak, sang pemimpin kelompok berkata kepada para pengikutnya yang berdiri mengapitnya:

   "Lihat! Ada dua orang asing yang entah dari mana datangnya telah berani dan sesuka hati memasuki tempat suci kita. Ini tidak bisa dibiarkan, jika sampai kedua orang asing itu melihat atau menemukan apa yang ada di dalam bangunan yang terlihat seperti rumah tua terbengkalai---" kata-kata sang pemimpin terhenti manakala ia membayangkan implikasi serius jika sampai kedua orang asing itu menemukan rahasia gelap yang telah dijaga dengan ketat.

   "Lalu, apa yang akan kita lakukan kepada kedua orang asing yang telah dengan lancang memasuki tempat ritual kita?" tanya seorang pengikut yang berdiri di sebelah kanan sang pemimpin kelompok.

   "Kita tangkap kedua orang asing itu. Dan kita akan melakukan upacara pengorbanan kepada sang penguasa kegelapan malam ini juga. Sebagai penebusan atas kesalahan kita karena telah lalai dalam menjaga tempat suci kita, sehingga ada dua orang asing yang seenaknya memasuki tempat yang harusnya terlarang bagi siapa pun," ujar sang pemimpin kelompok dengan dingin.

   "Aku sangat setuju dengan keputusanmu my lord. Kedua orang asing itu akan menjadi sebuah persembahan yang spesial kepada sang penguasa kegelapan malam ini." Terdengar suara lembut seorang wanita yang menenangkan namun sangat mematikan bagaikan bisa ular yang beracun, dan wanita ini sepertinya begitu bernafsu untuk bisa mengorbankan nyawa manusia seakan hal itu sudah biasa baginya.

   "Bagaimana jika kedua orang asing itu masih memiliki teman yang berada di sekitar tempat kita berada saat ini?" tanya salah seorang pengikut lainnya.

   "Kalau soal teman ... itu bukan masalah bagiku. Kita dapat menghilangkan mereka semua di tempat ini dengan mudah. Jangan kau risaukan lagi soal itu," kata sang pemimpin kelompok dengan tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun