Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sudahkah Negeriku Merdeka

17 Agustus 2023   17:22 Diperbarui: 17 Agustus 2023   17:25 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini negeri yang begitu kucintai tengah berulang tahun

Tak terasa sudah 78 tahun perjalanan negeri yang kucintai ini telah lepas dari tangan penjajah

Terlihat seluruh warga masyarakat menyambutnya dengan riang dan gembira

Berbagai acara dan hiburan diselenggarakan untuk menyambut serta memeriahkan hari kemerdekaan negeriku ini

Semua acara itu seakan telah menjadi sebuah rutinitas yang harus dilaksanakan setiap tahun

Namun, ada sebuah pertanyaan mendasar yang kadang kita sering lupa untuk bertanya kepada diri sendiri

Pertanyaan itu adalah "Sudahkah negeriku ini benar-benar merdeka?"

Sesuai dengan tujuan dan harapan dari para pahlawan yang telah mengorbankan segalanya untuk kemerdekaan negeriku ini

Sungguh ... kenyataannya saat ini negeri yang kucintai belumlah benar-benar merdeka

Kata "Kemerdekaan" hanyalah slogan yang selalu kita gaungkan setiap tahun

Tanpa kita pernah mengetahui esensi dan makna dari kata "Kemerdekaan"

Masih banyak dari saudara kita sebangsa dan setanah air yang masih hidup dalam garis kemiskinan

Berapa banyak anak-anak kita yang tidak mampu melanjutkan sekolah karena tingginya biaya pendidikan

Berapa banyak bayi-bayi yang baru lahir dengan kondisi kurang gizi karena ibunya tidak bisa mendapat makanan yang bergizi saat tengah mengandung

Berapa banyak dari pemuda-pemudi kita di usa produktif yang menganggur karena tidak adanya lapangan pekerjaan

Masa depan dan cita-cita mereka seakan hilang karena tersapu oleh ganasnya ombak kehidupan

Sungguh, saat ini negeriku sedang menangis dengan tangisan yang memilukan

Manakala melihat keadaan masyarakat yang tengah menderita dan terhempit oleh keadaan ekonomi yang memburuk

Sedangkan di sisi yang lain, ada sekelompok orang yang hidup dengan bergelimang harta

Di negeri yang kucintai ini perbedaan antara si kaya dan si miskin bagaikan langit dan bumi

Sungguh, saat ini negeriku tengah tercabik-cabik dengan banyaknya musibah yang datang silih berganti

Ketenangan, kedamaian, kebinekaan yang selama ini telah menjadi jati diri bangsaku perlahan-lahan mulai sirna

Pelan tapi pasti, ikatan persaudaraan dan kekeluargaan antar sesama warga negara yang sudah terjalin selama ini mulai memudar

Laksana embun pagi yang memudar terkena sinar matahari

Inikah yang kita sebut sebagai "Kemerdekaan?"

Sang Pujangga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun