Mohon tunggu...
Achmad Rosyid Kurniawan
Achmad Rosyid Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Biasa

Mahasiswa di salah satu universitas negeri di kota Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akhir Tragis Pemberantas Tikus?

12 September 2019   22:06 Diperbarui: 12 September 2019   22:18 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: nasional.kompas.com

TIdak terasa  sudah 2 dasawarsa kurang 3 tahun lamanya lembaga ini berdiri

Dibawah penguasa wanita yang dulu sempat berkuasa di negeri ini

Bertujuan mulia mencegah berbagai pihak melakukan korupsi

Gejala tidak beres terendus, diberantaslah hingga berserah diri

Menorehkan tinta emas dalam catatan perjalanannya, sarat prestasi

Sebagian pihak berkata tak ada yang spesial, hanya selayaknya organisasi itu harus lakoni

Tapi tetap saja apa saja yang mereka capai layak dapatkan apresiasi

Dimana negara yang konon merdeka sejak tahun 45 namun minim transparansi

Semua itu berawal tentu saja sejak diktator merampok tampuk kekuasaan tertinggi

Dan tidak seketika berhenti saat sosok berdarah itu mengundurkan diri

Reformasi merupakan momentum bangsa untuk membuka kabut tebal yang sudah sangat lama menutupi

Hingga akhirnya lembaga penyingkap tabir itu kemudian terbidani

Niat baik tidak selamanya mendapatkan respon yang sesuai

Banyak sekali aral menghadang, batu karang merintangi

Tidak sedikit yang membenci, tak sedikit yang mendengki

Aliran percakapan bawah tanah digaungkan : suatu persekongkolan keji

Menjadi sosok yang tak pernah waras, penyakit demi penyakit menghampiri

Amputasi di sana sini, serasa terus digembosi tiada henti

Kabar terbaru akan tutup usianya seakan tak terelakkan lagi

Pesta akbar segera digelar oleh tikus-tikus berdasi

Penantian panjang mereka terjawab dengan sebuah kemenangan besar yang pasti

Segelintir kalangan merasa dikhianati, terus suarakan kepedulian dengan berapi-api

Seperti mimpi buruk yang tiada mereka ingini, berandai kejadian tersebut hanyalah ilusi

Nampaknya pil pahit wajib ditelan bulat-bulat, realita harus dihadapi

Asa akan negeri dengan keuangan bersih dan sehat benar-benar berada di tepi

Tepi, terus menepi, semakin menepi lalu dimasukkan ke dalam peti, mati

Suasana sunyi senyap, opera belasan tahun ini telah usai.

Surabaya, 12 September 2019

Achmad Rosyid Kurniawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun