Duduk, diam
Termenung, menatap sekeliling dengan pandangan kosong
Diam lagi
Tiada aktifitas lain yang kulakukan
Tak terasa sudah berjam-jam aku nongkrong aku di warung kopi
Berlama-lama menatap layar  laptop
(Ya, sebelumnya aku memang bilang kalau aku sedang bengong
Aku fokus memandang monitor ini ya sebelum bengong itu tadi)
Sudah jelas? Oke, lanjut
Mencoba merangkai kata
Menjadikannya menjadi sebuah puisi
Yang mungkin dapat dinikmati banyak orang disini
Belum banyak mengetik, hapus sebagian
Mengetik lebih banyak, sedikit lebih panjang
Kuhapus semuanya, tanpa sisa
(Aih.. susah sekali nampaknya bikin puisi
Roh bernama inspirasi segan sekali nampaknya untuk mampir
Barangkali aku harus menyuguhinya segelas kopi atau teh)
Lalu kupesankan kopi panas
Tanpa berlama-lama aku menyeruput kopi itu
Bwah.. hshh.. panas kali
Ku kira kopi itu tak panas betulan
Inspirasi sialan itu malah enggan berkunjung
Dan lidahku serasa terbakar
Keparat!Â
Kucoba fokuskan pikiran ini lagi untuk menulis
Sekata dua kata nampak lancar
Tiga kata empat kata berhenti
Merenung sejenak lalu kuhapus kembali
Lagi dan lagi
Arggh.. aku sudah tak tahan!
Kuputuskan untuk segera pulang
Setelah membayar semua makanan dan minuman
Berjalan cepat-cepat menuju kost-an
Sesampainya disana langsung ku cuci muka
Kubasahi wajah, tak lupa basahi tangan dan kaki
Merapikan kamar tidur
Lalu kupejamkan mata ini
Lamat-lamat kudengar lagu "Goodnight Song" oleh Mocca
Mengiringi lelap tidurku
"Semoga inspirasi sialan itu mau menghampiriku esok hari."
"Selamat malam, mimpi indah!" :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H