Mohon tunggu...
Achmad Adzimil Burhan
Achmad Adzimil Burhan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri, Pelajar, Penulis

Seorang santri dan pelajar. Penghafal Al Qur'an. Suka menulis berbagai topik termasuk self improvement, pendidikan, filsafat, psikologi, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Trik Produktivitas dari Al Qur'an

15 Oktober 2024   11:35 Diperbarui: 15 Oktober 2024   11:41 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Produktivitas, sebuah ide atau gagasan yang sangat sering digaungkan oleh banyak orang zaman sekarang. Menjalani hidup yang produktif dengan melakukan berbagai kebiasaan positif di setiap harinya adalah sesuatu yang akhirnya banyak orang ingin meraihnya.

Produktivitas sering dikaitkan juga dengan sebuah tujuan pribadi yang bersifat prinsipal. Biasanya diwakilkan dengan sebuah gagasan tentang menuju sebuah kesuksesan dalam hidup. Sehingga, semakin seseorang bisa produktif maka semakin dekat pula dia dengan kesuksesan yang dia impikan.

Dan memang, produktivitas adalah hal yang seharusnya seseorang lakukan dalam kehidupan. Manusia memerlukan sebuah aktivitas dalam kesehariannya untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Karena itu, ide-ide tentang produktivitas yang biasanya tertuang dalam sebuah penyampaian tips dan trik di berbagai platform media sosial sangatlah membantu berbagai elemen masyarakat, khususnya anak muda di Indonesia, untuk semakin peduli dengan produktivitas.

Nah, dalam Al Qur'an sendiri, ada sebuah insight menarik yang bisa kita dapatkan dari QS. Al Insyirah ayat 7 dan 8, yang artinya ;

Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhan-mu lah engkau berharap.

Secara bahasa, kata faragha bermakna kosong setelah sebelumnya penuh baik secara materi maupun non-materi.

Misal, gelas berisi air yang kemudian diminum atau tumpah sehingga menjadi kosong, atau hati yang galau dipenuhi dengan kekhawatiran kemudian menjadi lega. Kedua peristiwa ini dapat disebut dengan faragha. (Qurasih Shihab, Tafsir Al-Misbah,  jilid. 1, hal. 364)

Atau menurut Ibn Manzur, seseorang yang telah memenuhi waktunya dengan pekerjaan dan menyelesaikannya. Maka, durasi waktu antara berakhirnya pekerjaan pertama dan akan dimulainya pekerjaan selanutnya, itulah yang dinamakan faraagh. (Ibn Manzur, Lisanul ‘Arab)

Adapun kata fanshab terdiri dari huruf fa’ dan kata perintah inshaba. Kata perintah ini berasal dari kata nashaba yang bermakna menegakkan sesuatu sehingga menjadi nyata dan mantap. Kemudian, melalui kata ini terdapat kata nashib yang merupakan keadaan yang sudah nyata dan tegak karena usaha kita sebelumnya. (Sumber : tafsiralquran.id)

Jadi, ayat ini menekankan pada kita bahwa ketika kita sudah selesai melakukan suatu pekerjaan, maka hendaklah kita bersegera untuk melakukan pekerjaan / aktivitas yang lain.

Cukup menarik apabila kita mengaitkan konteks yang dibahas dalam ayat ini dengan produktivitas. Misalnya, demi menghindari kebiasaan menunda-nunda, karena itu hendaknya kita segera melakukan pekerjaan/ aktivitas lain yang memang perlu segera dikerjakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun