".... Saya percaya bahwa, semua (hal) itu berasal dari rumah.... "
Kata-kata tersebut adalah pernyataan yang dikeluarkan oleh salah satu aktor terkenal Indonesia yakni Reza Rahadian, ketika menjawab salah satu pertanyaan tentang bagaimana langkah-langkah atau cara menumbuhkan minat terhadap membaca dan literasi di Indonesia, khususnya pada generasi muda. Pertanyaan itu diajukan oleh Gita Wirjawan dalam podcast End Game yang ditayangkan di channel YouTube-nya.
Dan ketika saya mendengar jawaban itu, pikiran dan hati saya langsung menyetujuinya. Sebab, jika dilihat dari konteks pembicaraannya, maka jawaban yang diberikan oleh Reza adalah jawaban yang sangat tepat sekaligus sangat dibutukan dalam setiap keluarga di rumah-rumah orang Indonesia.
Memang konteks pertanyaannya adalah tentang literasi. Tapi, otak saya langsung "berkeliaran" bebas pada ide-ide serta pengetahuan parenting yang saya ketahui sejauh ini.
Maka disini, saya akan membahas bagaimana pentingnya parenting atau pendidikan dari orang tua sebagai langkah awal perkembangan anak dalam berbagai aspek dalam kehidupannya di masa depan.
Garis Start
Kenapa saya namai garis start? Karena, pada fase dimana seorang anak di tahun-tahun awal kehidupannya itulah, dia banyak belajar dan menyerap hal-hal baru dari lingkungan sekitarnya termasuk orang tua. Orang tua adalah manusia pertama yang berinteraksi langsung dengan anak. Apapun hal-hal yang anak lihat akan sangat mudah di tiru oleh anak. Maka, disinilah kesempatan dan sebuah awal itu ada.
Menjadi seorang teladan adalah pendidikan terbaik yang bisa diberikan orang tua. Tak hanya memberi perintah, instruksi, orang tua juga perlu mencontohkan apa saja yang memang perlu anak lakukan agar seorang anak juga punya gambaran atau minimal role model dalam melakukan pembelajaran dalam hidupnya dalam berbagai hal.
Masih banyak orang tua yang hanya memberi instruksi atau perintah kepada anak tanpa memberikan teladan terlebih dahulu. Padahal, keteladanan adalah cara paling efektif untuk memberikan dorongan dan motivasi dalam pembelajaran bagi seorang anak.
Hal ini mencakup berbagai aspek dalam kehidupan. Seperti tentang tata krama yang baik, pengendalian emosi atau perasaan, motivasi diri, nilai-nilai prinsip dalam hidup serta masih banyak lagi.Â
Kebutuhan-kebutuhan psikis anak juga sangat perlu diperhatikan. Terkhusus untuk figur seorang ayah, hal ini perlu sedikit digaris bawahi. Sebab, berdasarkan data sebuah penelitian, Indonesia menempati peringkat ke-3 negara paling fatherless atau kehilangan sosok ayah dalam keluarga. Selain itu, pembagian tugas antara ayah dan ibu dalam mendidik anak juga sangat penting. Hal ini akan berdampak positif bagi tumbuh kembang anak secara psikologis untuk kedepannya.
Dan, yang tak kalah penting adalah cara penyampaian yang baik. Banyak dari orang tua yang belum terlalu memahami hal ini. Mungkin, seringkali memang niat atau tujuan dalam menyampaikan suatu pelajaran dalam mendidik seorang anak adalah baik. Tapi, jika cara penyampaiannya kurang tepat, hal tersebut justru akan berdampak negatif terhadap tumbuh kembang anak terutama terhadap psikisnya.
Memberi teladan yang baik dan bukan hanya memerintah, memberi kasih sayang dengan memenuhi kebutuhan psikis anak, serta menyampaikan pembelajaran atau nilai-nilai positif kepada anak dengan cara yang baik. Memahami 3 hal diatas adalah garis besar parenting yang perlu diperhatikan dan dipahami oleh orang tua.
Anak adalah bagaikan adonan kue yang perlu "dicetak" atau "dibentuk" dengan cara yang tepat dan baik. Pernah orang tua sebagai sebuah awal atau garis start dalam kehidupan anak tak bisa dipungkiri lagi. Maka, sudah seharusnya orang tua juga perlu untuk terus belajar "menjadi" orang tua. Tak hanya sebagai orang tua secara biologis, tapi juga pengasuh, pendidim secara "ideologis".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H