Lumajang, 3 Oktober 2022--Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut. Siapa sangka gunung yang menjadi destinasi pendaki erupsi dan memuntahkan awan panas guguran atau yang biasa dikenal dengan wedhus gembel pada Senin 20 Desember 2021. Erupsi tersebut meluluh lantahkan rumah tinggal warga disekitar lereng gunung dan menyebabkab 54 orang meninggal dunia dan kematian pada hewan ternak. Bencana erupsi ini melanda Desa Penanggal, Desa Sumberwuluh, Desa Supiturang, dan Desa Oro Oro Ombo Kabupaten Lumajang.
Atas kejadian bencana erupsi tersebut, pemerintah Kabupaten Lumajang merencanakan skema relokasi bangunan Hunian yang bersifat sementara maupun tetap yang dikhususkan untuk para korban APG (Awan Panas Guguran) Semeru. Kemudian, pemerintah memilih lokasi kosong di Desa Sumbermujur untuk dijadikan kawasan perumahan sementara dengan luas 81 hektar, karena lokasi tersebut dianggap aman dan tidak terpengaruh oleh jalur aliran lahar dingin dari Gunung Semeru. Sekitar 1.951 unit rumah sementara, 5 Fasilitas sosial, 6 RTH - Lahan evakuasi, akan dibangun untuk korban APG Semeru. Lahan evakuasi yang ada di lokasi kawasan dibangun dengan tujuan sebagai upaya mitigasi dengan titik kumpul evakuasi masyarakat korban APG Semeru agar dapat mengantisipasi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru.
Pada tanggal 2 Oktober hingga 17 Oktober 2022. Tim MBKM mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 surabaya melakukan kegiatan pengabdian masyarakat atau KKN yang berada di kawasan Relokasi korban APG Semeru desa Sumbermujur, Kabupaten Lumajang. program ini merupakan Program MBKM Proyek Kemanusiaan yang digagas oleh Satuan kerja Semeru IAI dengan memberikan pendampingan teknis di lokasi pembangunan huntara dan fasos berupa desain Ruang Terbuka Hijau dan perencanaan jalur evakuasi yang berada di kawasan Relokasi Korban APG Semeru. Program MBKM ini diharap dapat membantu memulihkan kondisi psikologis para korban pasca bencana erupsi Guning Semeru.
Pembuatan desain ruang terbuka hijau ini menggunakan aplikasi software sketchup. Desain RTH ini menggunakan konsep “Healing Environment” dengan maksud agar RTH ini dapat menjadi wadah pemulihan psikologis pasca bencana erupsi Guning Semeru. Desain RTH ini diagagaskan untuk memenuhi fungsi RTH secara sosial (tempat interaksi), budaya (mempresentasikan daerah site dengan nuansa jawa).
Pembuatan desain jalur evakuasi ini ini mengacu pada sirkulasi peta jaringan jalan kawasan relokasi APG Semeru, mengingat sirkulasi tersebut telah digunakan untuk aktivitas sehari-hari warga guna mempermudah mobilisasi korban ke lokasi evakuasi. Konsep sirkulasi terdiri dari dua jalur utama, yaitu jalur sirkulasi primer dan jalur sirkulasi sekunder.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H