Mohon tunggu...
Achmad DaiMustofa
Achmad DaiMustofa Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa

Selamat datang semua, terimakasih telah berkunjung ke profile kami

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengangguran dan Kemiskinan

13 Desember 2021   16:45 Diperbarui: 13 Desember 2021   17:07 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Meskipun dalam Islam diajarkan bahwa rizki harus dibagi antara yang kaya dan yang miskin, namun Islam tidak menghendaki seseorang bergantung pada orang lain. Karena itu, Islam mengutuk orang malas yang berusaha bekerja tanpa alasan. Islam membolehkan tiga kelompok untuk mengemis. 

Pertama, seseorang mengambil hutang orang lain sampai mereka melunasinya. Kedua, orang yang tidak bahagia menggunakan kekayaannya sampai dia mencari nafkah. Ketiga, seseorang yang kewalahan menghadapi kesulitan hidup, untuk mendapatkan bantuan hidup.Pengangguran dari waktu ke waktu tidak bisa dihindari karena itulah sunatullah. Tapi bukan berarti manusia tidak bisa diprediksi. 

Pengangguran bukanlah sifat ilahi yang tidak dapat diubah. Pengangguran terjadi karena kesalahan manusia. Allah SWT telah menganugerahkan alam dengan kekayaan yang melimpah dan kebijaksanaan yang tak ternilai harganya, begitulah manusia menggunakan dua karunia ini dengan benar dan benar. Pengangguran pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

  • 1. Jumlah angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja
    Ketidakseimbangan terjadi ketika jumlah angkatan kerja lebih besar dari kesempatan kerja yang tersedia, tetapi jarang terjadi sebaliknya. 
  • Tenaga kerja membutuhkan pekerjaan, tetapi secara umum, baik di negara berkembang maupun negara maju, pertumbuhan penduduk lebih besar daripada pertumbuhan lapangan kerja. Akibatnya, di antara mayoritas, ada yang menganggur atau menganggur. 
  • Dengan demikian, kesempatan kerja dan pengangguran sangat erat kaitannya dengan tersedianya kesempatan kerja bagi masyarakat. 
  • Semakin banyak lapangan kerja yang dimiliki suatu negara, semakin banyak kesempatan kerja bagi penduduk produktifnya, sehingga semakin rendah tingkat pengangguran. Sebaliknya, semakin sedikit lapangan kerja yang dimiliki suatu negara, semakin kecil kesempatan kerja bagi penduduk produktifnya. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat pengangguran.

  • 2. Tuntutan jumlah dan jenis sumber daya manusia terdidik serta ketidakseimbangan pasokan sumber daya manusia terdidik
    Pertumbuhan penduduk menyebabkan peningkatan jumlah angkatan kerja. Artinya jumlah pencari kerja atau pengangguran semakin banyak. Untuk mencapai keadaan seimbang, mereka semua harus ditempatkan di tempat kerja yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka. 

  • Akibatnya, perekonomian harus selalu memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja baru. Jika jumlah kesempatan kerja sama atau lebih besar dari jumlah orang yang aktif secara ekonomi, pengangguran belum tentu terjadi. 
  • Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat belum tentu sesuai dengan kebutuhan pendidikan pemberi kerja. Ketidakseimbangan ini berarti bahwa sebagian dari angkatan kerja yang ada tidak dapat memenuhi kesempatan kerja yang tersedia. Keadaan ini berarti jumlah pengangguran tetap tinggi karena tidak adanya titik temu antara pencari kerja dengan lapangan kerja yang tersedia. 

  • Hal ini dimungkinkan karena pencari kerja hanya mengenyam pendidikan umum dan hanya sedikit yang mendapatkan pelatihan vokasi. Selain itu, kualitas pencari kerja sangat rendah, sebagian besar hanya memiliki kualifikasi pendidikan dan belum tamat SD..

  • 3. Pertumbuhan ekonomi yang tidak nyata
    Salah satu aspek berfungsinya perekonomian adalah efisiensi penggunaan sumber daya yang tersedia sehingga lapangan kerja menjadi perhatian para pembuat kebijakan. Angkatan kerja adalah jumlah total pekerja dan jumlah orang yang menganggur, dan pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidak bekerja. Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran terkait erat karena angkatan kerja berkontribusi pada produksi barang dan jasa, tidak seperti pengangguran. Pertumbuhan ekonomi umumnya diikuti oleh terciptanya lapangan pekerjaan yang baru. Ketika ekonomi tumbuh, berarti terdapat pertumbuhan produksi barang dan jasa. Ketika hal ini terjadi maka kebutuhan akan tenaga kerja untuk memproduksi barang dan jasa pun akan bertambah.

3.kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, halhal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara.

Negara-negara maju lebih memperhatikan 'kualitas hidup' seperti yang ditunjukkan oleh perubahan lingkungan, menemukan bahwa pertumbuhan industri tidak menurun, tetapi bahkan meningkatkan tingkat polusi udara dan air. , mempercepat penipisan sumber daya alam dan menurunkan kualitas lingkungan. Sementara itu, bagi negara berkembang, tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 1960 yang relatif tinggi tidak banyak membantu mengurangi tingkat kemiskinan. Ketika pendapatan per kapita meningkat dan merata, kebahagiaan masyarakat akan tercipta dan ketimpangan akan berkurang. Dihipotesiskan bahwa ada trade-off antara ketimpangan dan pertumbuhan. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa ketimpangan di negara berkembang (BDN) selama satu dekade terakhir dikaitkan dengan pertumbuhan yang rendah. Hal itu karena kemiskinan bersifat multidimensi, yaitu karena kebutuhan masyarakat berbeda-beda, kemiskinan juga memiliki banyak dimensi kunci seperti kemiskinan dalam hal aset, organisasi sosial politik, pengetahuan dan keterampilan serta subdimensi berupa kemiskinan dalam jaringan sosial, sumber daya keuangan dan informasi. Aspek kemiskinan memanifestasikan dirinya dalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang buruk, dan tingkat pendidikan yang rendah. Selain itu, aspek kemiskinan saling terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Artinya kemajuan atau kegagalan dalam satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kegagalan dalam aspek lainnya. Dan aspek lain dari kemiskinan ini adalah bahwa orang miskin adalah manusia, baik secara individu maupun secara kolektif (Pantjar Simatupang dan Saktyanu K. Dermoredjo, 2003)

4.hubungan antara pengangguran dengan tingkat kemiskinan

Menurut Sukirno (200 ), dampak negatif dari pengangguran adalah menurunkan pendapatan masyarakat sehingga menurunkan tingkat kemakmuran yang dicapai seseorang. Menurunnya kesejahteraan masyarakat akibat pengangguran mau tidak mau akan memperbesar kemungkinan mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Jika pengangguran di suatu negara sangat parah, gejolak politik dan sosial berlanjut dan menyebabkan efek ketenagakerjaan yang mereka anggap lebih lemah dan mereka berperilaku seperti itu karena ada sumber lain yang dapat membantu masalah mereka. penduduk dan prospek pembangunan ekonomi jangka panjang. Menurut Linlinin Arsyad (1997), yang berpendapat bahwa anggapan bahwa semua penganggur adalah miskin, sedangkan yang bekerja penuh adalah kaya adalah salah. Memang terkadang ada pekerja perkotaan yang enggan bekerja karena mencari pekerjaan yang lebih baik sesuai dengan pendidikannya. Mereka menolak pekerjaan yang mereka anggap lebih rendah dan mereka berperilaku seperti ini karena mereka memiliki sumber daya lain yang dapat membantu mereka dengan masalah keuangan mereka.

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang umum digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat bagi pengentasan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana kegiatan ekonomi akan menghasilkan pendapatan tambahan bagi masyarakat dalam suatu periode tertentu. Pendapatan tambahan dari kegiatan ekonomi akan mempengaruhi kemiskinan jika kemungkinan menyebar ke semua kelompok pendapatan, termasuk masyarakat miskin. Semakin banyak orang miskin diuntungkan dari pertumbuhan ekonomi, semakin kesejahteraan mereka akan meningkat dan semakin mereka akan terangkat dari kemiskinan. Keterkaitan antara kemiskinan dan pendidikan sangat luas karena pendidikan memberikan kemungkinan pertumbuhan melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang akan meningkatkan produktivitas. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin bertambah pengetahuan dan keahliannya, sehingga akan mendorong produktivitas tenaga kerja. Pada akhirnya, seseorang yang sangat produktif mencapai kebahagiaan yang lebih baik.Pengangguran akan menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya. Kondisi menganggur menyebabkan seseorang tidak memiliki pendapatan, akibatnya kesejahteraan yang telah dicapai akan semakin merosot. Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang terjebak dalam kemiskinan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun