Sunda sebagai suatu suku/etnis tentu memiliki suatu kebudayaan yang hidup, tumbuh dan berkembang di kalangan suku/etnis mereka. Suatu kebudayaan tersebut bisa dan biasa disebut sebagai kebudayaan Sunda. Kebudayaan ini dalam tata kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia digolongkan kedalam kebudayaan daerah atau ada yang menamai kebudayaan suku bangsa untuk membedakannya dengan kebudayaan nasional. (Ekadjati, 1995).
Kebudayaan Sunda tentu memiliki arti penting bagi pendukungnya, bukan saja sebagai pemberi identitas tetapi merupakan unsur penyangga eksistensi bersama sebagai suatu komunitas (Adimihardja, 1999).Â
Berdasarkan wujudnya kebudayaan Sunda ini dapat dibedakan menjadi tiga sebagaimana pendapat Koentjaraningrat (Koentjaraningrat, 1979) bahwa terdapat tiga wujud kebudayaan. Pertama yaitu wujud kebudayaan sebagai ide, gagasan, nilai, atau norma. Kedua wujud kebudayaan sebagai aktifitas atau pola tindakan manusia dalam masyarakat. Ketiga adalah wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Ide, Gagasan, Nilai, atau Norma dalam Masyarakat Sunda
Wujud kebudayaan Sunda pertama berbentuk abstrak, sehingga tidak dapat dilihat dengan indera penglihatan. Wujud ini terdapat di dalam pikiran masyarakat Sunda berupa ide atau gagasan yang hidup bersama dengan masyarakat Sunda. Gagasan-gagasan ini saling berkaitan dan tidak bisa lepas antara yang satu dengan yang lainnya sehingga keterkaitan antara setiap gagasan ini dapat disebut sistem.Â
Menurut Koentjaraningrat (Koentjaraningrat, 1979) kata adat dalam bahasa Indonesia adalah kata yang sepadan untuk menggambarkan wujud kebudayaan pertama yang berupa ide atau gagasan ini. Sedangkan untuk bentuk jamaknya disebut dengan adat istiadat.
Berdasarkan pendapat Koentjaraningra maka wujud pertama dari kebudayaan Sunda ini berupa adat yang berlaku di masyarakat Sunda. Terdapat beberapa adat yang berlaku di masyarakat Sunda diantaranya berupa pandangan hidup yang biasa disebut sebagai "Tri Jati Diri" meliputi silih asah, silih asih dan silih asuh (saling mengasihi, saling mempertajam diri dan saling melindungi).Â
Selain itu contoh lain dari kebudayaan Sunda pada wujud pertama ini yaitu berupa pamali atau pantangan yang menyebar di kalangan masyarakat Sunda seperti "tidak boleh bermain pada waktu matahari terbenam, bisa diganggu setan"; "jangan makan makanan yang masam-masam pada saat matahari sudah terbenam mengakibatkan ditinggal mati ibunya"; "tidak boleh melangkahi padi, akibatnya mendapat penyakit yang disebabkan oleh setan" dan lain sebagainya.
Aktifitas atau Pola Tindakan Masyarakat Sunda
Wujud kebudayaan Sunda kedua berbentuk sistem sosial yaitu pola-pola aktifitas atau tindakan masyarakat Sunda yang terbentuk dari keseluruhan aktifitas atau segala bentuk tindakan masyarakat Sunda dalam berinteraksi satu sama lain yang dilakukan setiap waktu berdasarkan adat yang berlaku.
Terdapat beberapa kebudayaan Sunda yang berwujud sistem sosial yang berlaku diantaranya yaitu penggunaan bahasa Sunda dalam berkomunikasi, penggunaan sistem kekerabatan yang bersifat parental, penekanan sopan santun dalam komunikasi, dam pelaksanaan kegiatan adat seperti upacara atau kegiatan lain pada waktu atau peristiwa tertentu seperti kelahiran, pernikahan, hingga kematian.
Benda Hasil Karya atau Kesenian Masyarakat Sunda
Wujud kebudayaan Sunda ketiga berbentuk konkret atau bersifat fisik yaitu benda-benda atau seni dari segala hasil ciptaan, karya, tindakan, aktivitas, atau perbuatan manusia dalam masyarakat Sunda.Â
Terdapat beberapa yang menjadi kebudayaan Sunda dalam wujud ini diantaranya dapat berupa (1) Makanan tradisional mulai dari lotek, karedok, bajigur, bandrek, surabi, colenak, wajit, borondong, kolontong, ranginang, opak, dan lain-lain (2) Permainan tradisional mulai dari seni suara seperti kakawihan, seni gerak sepeti ucing-ucingan, maupun seni kerajinan seperti membuat kuda-kudaan dari pelepah pisang, dan sebagainya (3) Kesenian mulai dari tari Jaipong, tari Merak, Kuda Ronggeng, Wayang Golek, angklung, suling, dan lain-lain (4) hingga pakaian seperti batik dan kebaya.
Referensi:
Adimihardja, K. (1999). Kebudayaan Sunda dalam Cakrawala Politik Kebudayaan Indonesia. Dalam jurnal kebudayaan Sunda Dangiang, No. 01, tahun 1999.
Ekadjati, Edi. (1995). Kebudayaan Sunda (Suatu Pendekatan Sejarah). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
Koentjaraningrat. (1979). Kebudayaan jawa. Jakarta: PN Balai pustaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H