Mohon tunggu...
Achmad Abdussaalam
Achmad Abdussaalam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bermain catur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Argumentasi Kritis - Pandangan Hidup Orang Sunda

17 Februari 2024   17:43 Diperbarui: 17 Februari 2024   17:55 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sunda sebagai suatu kelompok etnis tentu memiliki suatu konsep yang menjadi pegangan dalam menanggapi dan menerangkan segala masalah hidup dalam dunia ini. Berdasarkan kamus istilah antropoli (1984) konsep tersebut biasa kita sebut sebagai pandangan hidup. Pandangan hidup Orang Sunda ini berasal dari perilaku kehidupan berbudaya dan beragama yang berkembang dalam lingkungan masyarakat Sunda.

Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda sering dikenal sebagai masyarakat yang memiliki ciri khas kesopanan (handap asor), rendah hati terhadap sesama, hormat kepada orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih kecil (hormat ka nu luhur, nyaah ka nu leutik), membantu orang lain membutuhkan dan yang dalam kesusahan (nulung ka nu butuh nalang ka nu susah) dan masih banyak yang lain lagi (Rayana, 2021). Secara umum semua karakteristik yang telah diuraikan tadi merupakan cerminan dari pandangan hidup yang terbentuk di kalangan masyarakat sunda yang biasa disebut sebagai "Tri Jati Diri" meliputi silih asah, silih asih dan silih asuh (saling mengasihi, saling mempertajam diri dan saling melindungi).

Silih asah memiliki artian saling mencerdaskan pikiran lahir batin, saling menambah ilmu, memperluas wawasan dan pengalaman. Nilai ini dimaksudkan agar kita sebagai pribadi memiliki kesadaran untuk saling menajamkan pikiran dan memperdalam berbagai aspek keilmuan. Selain itu dalam konteks bermasyarakat makna silih asah bertalian dengan usaha menghadapi tantangan dan kesempatan menumbuhkan persatuan dan kesatuan di dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Nilai ini mendorong seseorang untuk lebih percaya diri dalam mengembangkan rasa solidaritas dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan, dengan silih asah masyarakat bisa gotong royong untuk mempelajari pentingnya kebersamaan dalam mencapai suatu tujuan.

Silih asih diartikan sebagai kasih sayang yang tulus. Nilai ini dapat dimaknai sebagai tingkah laku yang memperlihatkan rasa kasih sayang yang tulus, dengan maksud mewujudkan suatu kebahagiaan di antar sesame masyarakat. Dengan kata lain, inti dari silih asih ialah penanaman cinta dan kasih terhadap sesama, sehingga berdampak pada terciptanya situasi dan kondisi sosial yang harmonis.

Silih asuh memiliki arti membimbing, menjaga, memelihara, memperhatikan, memimpin dan mengolah secara cermat untuk sesuatu yang positif. Setiap manusia memiliki kewajiban sesuai dengan kewajibannya (proporsional) dan professional dalam menjalankannya yang menandakan kedewasaan wawasannya (Ikbal, 2022). Silih asuh dimaksudkan agar kita sebagai pribadi harus memiliki kesadaran dan kepedulian dalam menjalankan posisi dan peran kita di lingkungan sekitar kita baik itu sebagai anak, orang tua, tetangga, masyarakat, dan lain sebagainya. Nilai ini mencerminkan adanya kepedulian untuk saling memperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan berdasarkan posisi atau peran masing-masing.

Sebagaimana uraian tadi, bisa disimpulkan bahwa "Tri Jati Diri" sebagai pandangan hidup orang Sunda memegang peranan yang esensial. Melalui pandangan hidup ini masyarakat sunda dapat menjaga kekokohan dan kelestarian serta membangun masyarkatnya. Sebagaimana menurut Warnaen (1987) Pandangan hidup merupakan masalah yang sangat dasar bagi kekokohan serta kelestarian masyarakatnya dan bahwa dengan berpedoman pada pandangan hidupnya, suatu masyarakat dapat membangun dirinya.

Referensi:

Ikbal, Dede. (2022). Analisis Konsep Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh dalam Menumbuhkan Sikap Persatuan dan Kesatuan di Masyarakat Kampung Sukawana (Studi Kasus Di Kampung Sukawana Desa Karyawangi Kabupaten Bandung Barat). Skripsi Tesis. FKIP UNPAS.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1984). Kamus Istilah Antropologi. Jakarta.

Rayana, Jagat, dkk. (2021). Tatanan Keyakinan Masyarakat Sunda Wiwitan di Era 4.0. Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, Vol. 18 No. 1, 2021, 1--12

Warnaen, Suwarsih, dkk. (1987). Pandangan Hidup Orang Sunda Seperti Tercermin dalam Lisan Dan Sastra Sunda, Penelitian Tahap II (Konsistensi dan Dinamika). Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Budaya Sunda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun