Sunda sebagai suatu kelompok etnis tentu memiliki suatu konsep yang menjadi pegangan dalam menanggapi dan menerangkan segala masalah hidup dalam dunia ini. Berdasarkan kamus istilah antropoli (1984) konsep tersebut biasa kita sebut sebagai pandangan hidup. Pandangan hidup Orang Sunda ini berasal dari perilaku kehidupan berbudaya dan beragama yang berkembang dalam lingkungan masyarakat Sunda.
Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda sering dikenal sebagai masyarakat yang memiliki ciri khas kesopanan (handap asor), rendah hati terhadap sesama, hormat kepada orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih kecil (hormat ka nu luhur, nyaah ka nu leutik), membantu orang lain membutuhkan dan yang dalam kesusahan (nulung ka nu butuh nalang ka nu susah) dan masih banyak yang lain lagi (Rayana, 2021). Secara umum semua karakteristik yang telah diuraikan tadi merupakan cerminan dari pandangan hidup yang terbentuk di kalangan masyarakat sunda yang biasa disebut sebagai "Tri Jati Diri" meliputi silih asah, silih asih dan silih asuh (saling mengasihi, saling mempertajam diri dan saling melindungi).
Silih asah memiliki artian saling mencerdaskan pikiran lahir batin, saling menambah ilmu, memperluas wawasan dan pengalaman. Nilai ini dimaksudkan agar kita sebagai pribadi memiliki kesadaran untuk saling menajamkan pikiran dan memperdalam berbagai aspek keilmuan. Selain itu dalam konteks bermasyarakat makna silih asah bertalian dengan usaha menghadapi tantangan dan kesempatan menumbuhkan persatuan dan kesatuan di dalam masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Nilai ini mendorong seseorang untuk lebih percaya diri dalam mengembangkan rasa solidaritas dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan, dengan silih asah masyarakat bisa gotong royong untuk mempelajari pentingnya kebersamaan dalam mencapai suatu tujuan.
Silih asih diartikan sebagai kasih sayang yang tulus. Nilai ini dapat dimaknai sebagai tingkah laku yang memperlihatkan rasa kasih sayang yang tulus, dengan maksud mewujudkan suatu kebahagiaan di antar sesame masyarakat. Dengan kata lain, inti dari silih asih ialah penanaman cinta dan kasih terhadap sesama, sehingga berdampak pada terciptanya situasi dan kondisi sosial yang harmonis.
Silih asuh memiliki arti membimbing, menjaga, memelihara, memperhatikan, memimpin dan mengolah secara cermat untuk sesuatu yang positif. Setiap manusia memiliki kewajiban sesuai dengan kewajibannya (proporsional) dan professional dalam menjalankannya yang menandakan kedewasaan wawasannya (Ikbal, 2022). Silih asuh dimaksudkan agar kita sebagai pribadi harus memiliki kesadaran dan kepedulian dalam menjalankan posisi dan peran kita di lingkungan sekitar kita baik itu sebagai anak, orang tua, tetangga, masyarakat, dan lain sebagainya. Nilai ini mencerminkan adanya kepedulian untuk saling memperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan berdasarkan posisi atau peran masing-masing.
Sebagaimana uraian tadi, bisa disimpulkan bahwa "Tri Jati Diri" sebagai pandangan hidup orang Sunda memegang peranan yang esensial. Melalui pandangan hidup ini masyarakat sunda dapat menjaga kekokohan dan kelestarian serta membangun masyarkatnya. Sebagaimana menurut Warnaen (1987) Pandangan hidup merupakan masalah yang sangat dasar bagi kekokohan serta kelestarian masyarakatnya dan bahwa dengan berpedoman pada pandangan hidupnya, suatu masyarakat dapat membangun dirinya.
Referensi:
Ikbal, Dede. (2022). Analisis Konsep Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh dalam Menumbuhkan Sikap Persatuan dan Kesatuan di Masyarakat Kampung Sukawana (Studi Kasus Di Kampung Sukawana Desa Karyawangi Kabupaten Bandung Barat). Skripsi Tesis. FKIP UNPAS.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1984). Kamus Istilah Antropologi. Jakarta.
Rayana, Jagat, dkk. (2021). Tatanan Keyakinan Masyarakat Sunda Wiwitan di Era 4.0. Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, Vol. 18 No. 1, 2021, 1--12
Warnaen, Suwarsih, dkk. (1987). Pandangan Hidup Orang Sunda Seperti Tercermin dalam Lisan Dan Sastra Sunda, Penelitian Tahap II (Konsistensi dan Dinamika). Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Budaya Sunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H