Sampah merupakan salah satu permasalahan terbesar dalam masyarakat, yang membutuhkan konsentrasi khusus dalam pengolahannya.
Menurut riset yang dilakukan oleh Jambeck et al (2015), Indonesia adalah penyumbang sampah ke laut terbesar ke 2 di dunia seiring laju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat. Salah satu sampah yang harus mendapatkan perhatian lebih adalah sampah plastik. Salah satu pengolahan sampah plastik yang ramah lingkungan adalah ecobrick.
Ecobrick digunakan untuk menamai hasil pengelolaan sampah plastik yang menjadi seperti sebuah bata. Dilansir dari situs https://kkn.undip.ac.id/?p=198982 Kata “ecobrick” sendiri berasal dari kata “Eco” yang berarti lingkungan dan “brick” yang berarti bata yang jika digabung artinya secara umum menjadi sebuah bata yang ramah lingkungan karena ‘bata’ ini dapat menjadi alternatif bagi bata konvensional dalam mendirikan bangunan. Dilansir dari situs https://papur.my.id/ecobrick/ Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali.
Menanggapi permasalahan diatas, kami sebagai mahasiswa KKN Tim 7 Universitas Budi Luhur Jakarta memutuskan untuk membantu masyarakat Komplek Pondok Lakah Permai RW 016 menangani permasalahan limbah sampah dengan cara mengadakan program pembuatan ecobrick, yang juga termasuk salah satu program lokasi setempat. Selain itu, kami pun membuat kerangka besi bertuliskan “RW 16” untuk kemudian dapat diisi dengan ecobrick dan diletakkan pada pintu masuk komplek.
Kegiatan KKN ini kami laksanakan mulai tanggal 27 Desember 2021 sampai 2 Februari 2022, yang terdiri dari beberapa susunan kegiatan, diantaranya adalah pengumpulan sampah plastik, pengumpulan botol plastik, pemadatan sampah, pengumpulan ecobrick hasil kontribusi warga setempat, dan pembuatan kerangka tulisan “RW 16”.
Proses kegiatan pengolahan sampah menjadi ecobrick kami mulai dari mengumpulkan dan mengolah sampah dengan cara memotong sampah plastik menjadi berukuran lebih kecil sehingga sampah tersebut mudah untuk dimasukkan dan dipadatkan ke dalam botol plastik. Hal ini dilakukan agar sampah tersebut dapat memenuhi setiap ruang dalam botol plastik dengan sempurna sehingga ecobrick akan menjadi semakin kokoh dan padat.
Pada minggu terakhir kegiatan KKN, kami memasang kerangka besi dengan cara mengecor pondasi terlebih dulu, lalu melubangi dan mengaitkan kerangka kepada pondasi agar kerangka dapat berdiri dengan kokoh dan tidak mudah lepas. Kemudian, kami memasukkan ecobrick yang berjumlah sekitar 250 botol ke dalam kerangka tulisan.
Pada kegiatan ini, kami berharap masyarakat akan semakin sadar dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, terutama mengenai pengolahan sampah plastik. Pengolahan sampah plastik yang tepat dan bijak dapat membantu mengatasi limbah sampah yang menumpuk, mengurangi polusi lingkungan, dan dapat melestarikan lingkungan.
Kami pun berharap, kegiatan KKN ini dapat memberikan edukasi dan informasi kepada para pembaca mengenai pengolahan sampah secara tradisional dengan cara mendaur ulang.
Penulis: Achmad Putra Nurcahyo, Dhiya Puji Rahayu
Penyunting : I Gusti Ayu Yogie
DPL: Gunawan Pria Utama, S.Kom., M.Kom
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H