Penyebab lain dari Vaginismus yang pernah saya temukan diantaranya adalah:
Memiliki pengalaman seksual yang tidak menyenangkan
Memiliki perasaan malu atau bersalah terhadap seks
Rasa takut terhadap seks, seperti ketakutan menjadi hamil
- Pendidikan yang sangat ketat dimana seks tidak pernah dibicarakan
Informasi - informasi ini, secara tidak disadari langsung terekam ke dalam pikiran bawah sadar klien saya dan menjadi akar masalah timbulnya Vaginismus.
Berikut adalah pendapat ahli seksologi dr. Boyke Dian Nugraha yang saya kutip dari Gatra.Com: “Biasanya (penyebab vaginismus) mungkin ada trauma pelecehan atau mendapatkan KDRT (kekerasan dalam rumahtangga), pernah melihat teman yang mengalami pemerkosaan, hingga aborsi (pengguguran kandungan), dan lain-lain. Bikin alam bawah sadar terbentuk seperti itu. Kasus Vaginismus selalu ada dasar psikologis,” lanjut seksolog kelahiran Bandung ini.
Lebih lanjut lagi, Vaginismus menurut Boyke bisa berlangsung bertahun-tahun jika sumber traumanya belum dipulihkan. Meski selaput dara bisa dijahit, namun rasa sakit dan trauma psikologis akibat pemaksaan tidak mudah dihilangkan dan bisa terus membayangi. Solusinya, bahkan sampai harus dibius untuk bisa melakukanhubungan seksual dan memiliki keturunan! “Kalau udah mentok biasanya dibius dan berhubungan dalam keadaan tak sadar. Ada macam-macam kasus dari Medan, Jepang, dan Singapura juga,” jelas Boyke.
Sedangkan mengenai terapi untuk Vaginismus, dr. Boyke mengutarakan "Alam bawah sadar dan otak membentuk persepsi yang memerintah otot-otot vagina sehingga memiliki refleks tertentu. Jika diperiksa dengan ginekolog, pada level yang ringan bisa segera berubah cara pandang. Kesabaran menjadi kunci untuk memulihkan sindrom vaginismus ini. Bisa berkoordinasi dengan psikolog dan psikiater, lalu fisioterapi untuk relaksasi perut,” demikian solusi yang diutarakan Boyke.