Mohon tunggu...
Achmad Ridwan Sudirjo, SH, RH,CHt,CCH,CI.
Achmad Ridwan Sudirjo, SH, RH,CHt,CCH,CI. Mohon Tunggu... profesional -

NGH dan IACT President Chapter yang Pertama untuk Indonesia Achmad Ridwan Sudirjo (lahir di Bandung, 15 November 1968) Menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) jurusan Hukum Pidana dengan tugas akhir mengenai Kriminologi, adalah seorang tokoh dalam perkembangan ilmu hipnoterapi di Indonesia. Hipnoterapi adalah salah satu jenis psikoterapi yang dapat menyembuhkan banyak gangguan psikis (disorders), psikosomatis (gangguan fisik yang disebabkan oleh gangguan psikis), bahkan penyakit medis (deseases), dengan memberdayakan pikiran bawah sadar(subcounscious mind) klien. Menurut Konsil Kedokteran Indonesia, hipnoterapi dapat dilakukan oleh Psikiater, Dokter, Dokter Gigi, Psikolog, Perawat, Bidan, dan Hipnoterapis (praktisi non medis yang sengaja mempelajari hypnosis dan hipnoterapi). Hipnoterapis yang bukan berasal dari kalangan medis, disebut dengan "lay professional hypnotherapist." atau orang yang sengaja memperdalam ilmu (science), pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan serta seni (art) yang terdapat di dalam hypnotherapy / hipnoterapi. Achmad Ridwan Sudirjo sudah mendapatkan sertifikat instuktur internasional untuk hipnoterapi dan psikoterapi dari APHP (The Association For Proffesional Hypnosis And Psychotherapy) yang bermarkas di Inggris, sedangkan dari Amerika Serikat, Achmad Ridwan Sudirjo telah dipercaya oleh[The National Guild of Hypnotist (NGH)], sebagai President NGH Chapter Indonesia dan IACT yang pertama (periode 2007-2010) untuk Indonesia. Achmad Ridwan Sudirjo juga bergabung dalam International Association of Counselors and Therapists (IACT) dan International Association of Clinical Hypnotherapy (IACH), keduanya bermarkas di Amerika Serikat. Achmad Ridwan Sudirjo merasa hal paling penting dilakukan oleh para hipnoterapis adalah mengubah image negative atau pandangan keliru tentang hipnosis itu sendiri. “Masyarakat kita menganggap hipnoterapi sama dengan stage hypnosis atau entertainment hypnosis seperti yang sering kita lihat di televisi. Padahal stage hypnosis sama sekali berbeda dengan hipnoterapi" ujarnya pada sebuah wawancara dengan surat kabar Kompas. Sebagai anggota dari The Professional Association of Diving Instructors (PADI) dengan rating Divemaster, Achmad Ridwan Sudirjo selalu menyempatkan diri untuk berolah raga menyelam (scuba diving), juga menulis hal-hal yang berkaitan dengan hipnoterapi, forensic hypnosis, Intelijen dan perkembangan dunia militer di media online Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

“Sekali Menyelam, Maju Terus – Tiada Jalan untuk Timbul Sebelum Menang. Tabah Sampai Akhir“

20 Oktober 2013   03:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:17 2382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13822130181925618958

‘Tabah Sampai Akhir’ atau “ Wira Ananta Rudhiro “ adalah moto satuan  kapal selam TNI Angkatan Laut. “ Sekali menyelam, maju terus – tiada jalan untuk timbul sebelum menang. Tabah Sampai Akhir “ demikian bagian pidato Presiden Soekarno di atas kapal selam KRI Tjandrasa pada 6 Oktober 1966 di dermaga Tanjung Priok, Jakarta. Kini setelah dua puluh tahun bertahan hanya dengan dua kapal selam U-209 buatan Jerman Barat, yaitu KRI Cakra 401 dan KRI Nenggala 402, TNI AL akan mendapat 3 buah kapal selam Changbogo Class buatan Korea Selatan, yaitu 403 KRI Nagarangsang, 404 KRI Nagabanda, dan 405 KRI Bramastra. Nama-nama kapal selam di atas walaupun dengan nomor yang agak berbeda, mengingatkan kita pada 12 kapal selam kelas Whiskey buatan Rusia yang pernah memperkuat TNI Angkatan Laut pada era 1960-an, di saat kekuatan kapal selam TNI AL begitu disegani negara-negara tetangga kita termasuk Australia. Changbogo U-209/1400 (Preveze Class) merupakan sepupu dari kapal selam Cakra dan Nenggala yang telah beroperasi sejak tahun 80-an. Changbogo dibuat oleh Korea Selatan atas lisensi dari U-209/1200Thyssen/Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW) Jerman yang diluncurkan tahun 1991. Secara umum Changbogo Class serupa dengan Atilay Class Submarine milik Turki. [caption id="attachment_286307" align="aligncenter" width="800" caption="Kapal Selam Nagarangsang 403 "][/caption] Pada tahun 1987, Korea Selatan memesan 3 buah kapal selam dari Jerman. Satu kapal selam dikerjakan di galangan kapal Jerman, dua sisanya dikerjakan di Korea dengan semua sparepart didatangkan dari Jerman. Inilah awal lahirnya kemandirian Korea Selatan dalam membangun armada kapal selam. Indonesia tampaknya meniru Korea Selatan dalamm embangun industri pertahanan dalam negeri. Faktor transfer of technology sangat diperhitungkan pimpinan TNI dan Pemerintah RI. Pada penandatangan kontrak dengan Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME), 20 Desember 2011, disebutkan dua kapal selam akan dibangun di Korea Selatan dengan melibatkan teknisi PT PAL. Sementara kapal selam ketiga dibangun di PT PAL Surabaya. Kemampuan Changbogo : Dengan awak kapal 40 orang, Changbogo U-209/1400 dapat menyelam sampai kedalaman 250-300m, membawa 14 torpedo dan 28 ranjau laut. Kecepatan di dalam airmencapai 21 knots dan di permukaan 11 knots. Changbogo mampu beroperasi secara terus menerus selama 2 bulan. kapal selam ini memiliki sistem penangkal serangan torpedo yang disebut Torpedo Acoustic Counter Measures (TACM). Kapal ini juga dilengkapi sistem peluncuran rudal anti kapal permukaan Harpoon, yang diluncurkan secara vertikal. Selain membawa torpedo konvensional tipe SUT (surface/underwater topedo), Changbogo juga bisa membawa torpedo kelas berat  yang dikembangkan Korea Selatan. Meskipun impian untuk mempunyai armada kapal selam kelas Kilo tetap ada, namun kapal selam Changbogo tetap bisa mempunyai daya gentar  jika Indonesia menghendakinya. TNI AL  mengupayakan Changbogo yang dibuat di Indonesia, dilengkapi AIP (Air Independent Propulsion),untuk menambah daya senyap saat menyelam. Changbogo TNI AL rencananya juga akan dipasangi integrasi sistem kontrol persenjataan, sistem navigasi terkini, sistem penginderaannya dilengkapi passive Towed Array Sonar, serta peluncur rudal vertikal (VLS) untuk rudal Yakhont. Kapal selam akan diserahkan kepada TNI AL secara bertahap: 2015, 2016 dan2018. Pada tahun 2018 TNI AL telah memiliki 5 kapal selam, 2 kelas Cakra dan 3 kelas Changbogo, yang menurut rencana akan menempati pangkalan khusus kapal selam di Teluk Palu. Foto: Defense Study

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun