Mohon tunggu...
Achmad Gusnul Jayadi
Achmad Gusnul Jayadi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa FKIP UNIVERSITAS MATARAM

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perubahan Kurikulum yang Memicu Tulang Punggung Pendidikan

29 Maret 2015   21:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:49 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia pendidikan tidak lepas dari kurikulum. Kurikulum dibuat oleh pemerintah sebagai bagian dari perangkat pendidikan yang akan mengatur bagaimana cara guru mengajar dan program-program yang telah diatur di dalamnya. Adapun pengertian kurikulum menurut uu no.20 Tahun 2003 yakni kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahasan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dari pengertian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kurikulum merupakan pedoman dalam kegiatan pembelajaran, apaun kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran harus berpatokan apada kurikulum yang ada. Setidaknya Pendidikan di Indonesia telah memakai 10 kurikulum terhitung dari awal penggunaan kurikulum pada tahun 1947. Hingga kurikulum yang terakhir yang digunakan yaitu kurikulum 2013 dimana hal yang ingin dicapai dari kurikulum ini adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan dan pengetahuan. Namun seiring pengantian menteri yang baru kurikulum 2013 dihentikan dan disederhanakan lagi.

Seringnya pergantian kurikulum pada dunia pendidikan sering menuai pro dan kontra, pergantian kurikulum yang dilakukan dalam waktu yang singkat seolah mengindiksikan bahwa keseriusan dalam penyusunannya masih rendah. Ketika kurikulum sebelumnya masih dianggap layak untuk digunakan dan dinilai cukup suskses dalam membangun dunia pendidikan maka akan terasa janggal dan tidak tepat jika harus diganti dengan kurikulum baru. Kurikulum merupakan potret kecil dari upaya membangun dunia pendidikan, hal yang harus digalai adalah kinerja guru dan uapaya yang maksimal dalam mendidik murid-murid agar lebih berkualitas. Kualitas tanaga pengajar dan keseriusan dalam memberikan pengetahuan dianggap lebih penting darisekedar mengganti kurikulum. Disamping itu untuk mengganti kurikulum pemerintah harus mnghabisakan dana yang tidak sedikit yang bahkan mencapai triliunan. Apabila dana itu digunakan untuk membangun sekolah yang rusak dan menambah sarana dan prasarana yang ada disekolah guna menunjang pendidikan justru dirasakan manfaatnya akan jauh lebih baik daripada mengganti kurikulum yang mana kinerja dan perubahan yang dirasakan tidak sebanding.

Pergantian kurikulum sebaiknya mampu meberberikan perubahan yang lebih baik dalam dunia pendidikan, namun seringnya perubahan yang terjadi menimbulkan kebingungan dari pihak pelaksaannya, tenaga pendidik harus merubah metode dari tahun ke tahun guna tuntutan perubahan kurikulum yang ada, namun jika dilihat pencapainnya sama seperti tahu tahun sebelumnya. Hal seperti ini tentunya sangat disayangkan dimana uang negara habis begitu saja tanpa perubahan dan pencapaian yang berarti. Dalam hal membuat kurikulum dibutuhkan komitmen yang kuat dari pembuat dan pelaksananya, keseriusan dan pencapaian merupakan hal yang harus diutamakan tanpa terkesan hanya menghabiskan uang negara, apabila kurikulum benar benar harus diganti maka harus ditargetkan kurikulum tesebut mampu diimplementasikan dalam jangka beberapa tahun kedepan disamping itu dalam penyusunanya tidak dilakukan secara tergesa gesa dan cenderung tidak professional. Kurikulum sejatinya bukanlah sesuatu yang dapat dirubah secepat itu, perlu pemahaman yang mendalam dari berbagi pihak tentang perubahan yang akan dilakuakan.

Sebagai pelaksana tentunya kami hanya bisa menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah namun pendapat dan tanggapan kami sebagai tenaga pendidik tentunya dirasakan penting guna memberi masukan tentang kinerja dan pencapaian yang dibangun, apabila kurikulum yang telah dilaksanakan dirasa masih mampu membangun dunia pendidkan tentunya tidak perlu diadakan perubahan. Selain itu yang terpenting adalah bagaian membuat siswa mampu meperoleh ilmu yang baik serta sukses dalam dunia pendidikan. Yang dirasakan lebih bermanfaat yaitu buku-buku dan sarana yang terasa cukup minim khususnya sekolah yang ada di pedesaan. Dengan mementingkan kulitas pencapaian yang ada di dunia pendidikan tentunya kita tidak akan berfikir jika segala kekurangan yang terjadi di dalam dunia pendidkan berasal dari kurikulum sehingga merubahnya secara terus menerus. Diharapkan dengan tetap mempertahankan kurikulum yang ada apabila durasakan manfaatnya yang masih baik tidak akan membuang uang negara begitu saja tanpa perbahan yang berarti dan tetunya harapan dari tenaga pendidik bahwa kualitas pendidikan yang ada di Inonesia dapat lebih di tingkatkan dan pemerintah dapat memanfaatkan anggaran yang ada untuk hal yang jauh lebih bermafaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun