Lansia sering mengalami gangguan yang disebabkan karena proses penuaan antara lain gangguan pada persendian. . Hampir 8% orang yang berusia 50 tahun ke atas mempunyai keluhan persendian, misalnya linu pegal, pegal dan kadang kadang terasa nyeri.
Berdasarkan data dari data hasil  RISKESDAS ditahun 2018, didapatkan prevalansi penyakit sendi berdasarkan diagnosis dokter pada usia 55-64 tahun : 15,5%, 65-74 tahun : 18,6% dan75 tahun keatas : 18,9%. Laki-laki : 6.1%, perempuan : 8,5%. Perkotaan : 6,9% dan perdesaan 7,8%. Data dari BPS pada tahun 2020.
Kebiasaan lansia mengkonsumsi makanan yang mengandung zat purin    (senyawa amina bagian dari protein yang menyusun tubuh makluk hidup ) merupakan faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kadar utic acid. Pola makan yang tidak seimbang dapat meningkatan resiko uric acid.
 Tingginya konsumsi purin dapat meningkatkan resiko terkena uric acid pada lansia yang daya imunitasnya menurun akibat tidak di produksinya hormon estrogen serta menurunnya metabolisme tubuh yang memperbesar terkena penyakit asam urat
APA ITU URIT ACID ?
Uric acid adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan produksi uric acid yang berlebihan atau penumpukan uric acid yang berlebihan di dalam tubuh. Peningkatan produksi uric acid menyebabkan radang sendi, pembengkakan pada persendian. Uric acid merupakan produk metabolisme purin dalam tubuh. Kadar uric acid dapat diketahui dari hasil tes darah dan urin
BAGAIMANA CARA PENCEGAHANNYA ?
Pencegahan Peningkatan Uric Acid
1) Menghindari makanan yang kaya purin (daging, jerohan, makanan laut).
2) Menghindari minum-minuman beralkohol dan kaya fruktosa
3) Menurunkan berat badan
BAGAIMANA MENGATUR POLA MAKAN UNTUK PENDERITA URIC ACID ?
Pola Makan Pada Penderita Urid Acid Untuk menjalankan pola makan yang sehat ada 3 poin penting yang harus diperhatikan oleh penderita uric acid :
1) Jenis makanan-makanan yang di konsumsi penderita uric acid hendaknya adalah makanan sehat, makanan yang higienis dan mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
2) Karbohidrat seperti nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie dan bihun.
3) Protein nabati seperti susu, keju dan telur.
4) Lemak seperti susu dan telur.
5) Vitamin C seperti jeruk, pepaya dan stroberi.
6) Minimal 2,5 liter atau 8-10 gelas per hari untuk menurunkan kadar asam urat. Cairan ini bisa didapatkan dari air, teh, cairan buah yang mengandung air seperti jambu biji, apel, pir, jeruk, semangka,melon dan belimbing.
Sumber BPJS. (2020). Prentase Penduduk Lansia 2018-2020. Retrieved November 2021, 2021, from https://jatim.bps.go.id/indicator/12/379/1/persentase-penduduk-lansia.html,Noormindhawati, L. ( 2014). Kedahsyatan! Infused Water. Padi .
RISKESDAS. (2018). Retrieved november 23, 2021, from https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf
 Suiraoka, I. (2012). Penyakit Degeneratif: Mengenal, Mencegah dan Mengurangi Faktor Risiko 9 Penyakit Degeneratif (Pertama). Yogyakarta: Nuha Medika
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H