Mohon tunggu...
Achir uddin
Achir uddin Mohon Tunggu... -

Saya sosok manusia biasa yang ingin belajar dari orang lain

Selanjutnya

Tutup

Money

Pegawai dan Pensiunan Djakarta Lloyd Tuntut Gaji

31 Agustus 2010   17:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:33 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak dilanda krisis moneter yang berkepanjangan di Negeri ini, kemudian ditambah lagi dengan berdirinya Perusahaan2 pesaing yang tumbuh berkembang di Indonesia, seiring keberadaannya Perusahaan Milik Negara (BUMN) sebut saja PT.Djakarta lloyd yang berdiri sejak tahun 1950 termasuk juga dikatakan Perusahaan Perintis/Tertua, kini mulai menelan pil yang sangat pahit padahal bila diingat Perusahaan ini cukup berpengalaman dibidangnya (Pelayaran) dari sepak terjangannya pun dahulunya sangat dibanggakan dan memiliki kontribusi penting di Negeri ini.

Namun kini apa nyana akibat Operasional semangkin berkurang karena Produksi dan Pabrik-pabrik pun banyak yang tutup ditambah lagi permasalahan beban hutang Perusahaan yang semangkin menumpuk baik didalam dan luar negeri sehingga mengakibatkan biaya Operasional dan kinerja Karyawannyapun terganggu hal ini memang telah terdeteksi sejak tahun 2007 hingga saat ini bayangkan hutang sebelumnya hanya berkisar kurang lebih 80 Miliar kini meningkat ke angka 400 Miliar lebih ditahun 2009, hal ini cukup dirasakan pula oleh Cabang-Cabang seperti Makassar, Surabaya dan Medan akibatnya Perusahaan kerap kali menunda pemberian Gaji kepada Karyawan Organik maupun Para Pensiunannya, masalah ini cukup memprihatinkan, contohnya saja di Medan sendiri terdiri dari 16 orang Pegawai organik sejak 3(tiga) bulan lalu belum menerima gaji demikian pula halnya sebanyak 62 orang Pensiunannya sudah 5(lima) bulan juga belum menerima Uang Pensiun, permasalahan gaji dimulai pada pertengahan tahun 2009,  padahal Karyawan dan Pensiunan telah melakukan segala upaya hingga pada akhirnya kearah pembicaraan/mediasi tanggal 30/08/2010 yang di fasiitasi oleh Ketua Serikat Pekerjanya (SPDL) Iskandar kepada Manajemen (Kepala Cabang) Harapan Sitorus namun belum juga mendapatkan keputusan apapun mengenai pemberian gaji tersebut karena Beliau sendiri merupakan hanya perpanjangan tangan saja mengenai hal ini merupakan kebijakan Direksi, ditambah lagi menurut Kepala Cabang Harapan Sitorus untuk melakukan kegiatan saja mungkin bisa dikatakan tidak maksimal dikarenakan banyak Petikemas(Container) ditahan oleh pihak Depo Rantai Laut dan Belawan Indah Medan karena hutang yang juga sudah menumpuk disana, ditambah lagi pengakuan Direktur Keuangan Bapak Edi Perusahaan sudah tidak ada lagi dana dan belum bisa menentukan kapan pencairan gaji Karyawan dan Pensiunan sesuai pembicaranya di HP, padahal Hari Raya yang sudah mendekat maka mendengar hasil paparan tersebut Karyawan dan Pensiun tetap bersepakat akan melakukan tindakan hukum seperti Penyegelan Kantor dan Menjual Inventaris seperti  Mobil, sepedah motor termasuk genset, hingga akan melakukan mogok kerja seperti tidak menyandarkan kapal Keagenannya di Pelabuhan Belawan, mendengar niat karyawan Beliau (Pak Torus)  tidak dapat berbuat apa-apa namun menurutnya Karyawan juga harus siap menerima konsekwensi tindakan hukum bila itu dilakukan, adapun hal yang akan dilakukan oleh Karyawan dan Pensiunan sendiri tidak lain agar Dana yang akan didapat dari hasil ini bisa membantu kebutuhan Ekonomi Karyawan saat memasuki Lebaran Tahun ini. Sumber Harian Waspada Medan tertanggal 30/08/2010 "Pegawai dan Pensiunan Djakarta Lloyd Tuntut Gaji" (m36)

Dari Permasalah diatas diharapkan Para Pemimpin Bangsa ini mau membantu dan seyogyanya dilakukan Penyelesaian yang lebih "KONGKRIT" ketimbang sekedar wancana belaka mengingat mereka memiliki tanggungan bahkan ada yang masih kecil dan bersekolah.....

"Salam Kompasiana dan Salam Persaudaraan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun