Sekian tahun silam, saya pernah membayangkan, suatu hari nanti di masa depan kendaraan yang melaju di jalan raya akan berjalan secara otomatis. Mobil-mobil melaju di tol dengan sistem autodriving seperti layaknya pesawat terbang. Kita tinggal duduk manis di belakang setir sambil minum kopi atau sarapan pagi tanpa perlu mengeluarkan tenaga untuk menginjak gas, rem, atau kopling.
Ternyata impian saya tak perlu menunggu 100 atau 200 tahun lagi. Kendaraan dengan sistem autodriving ini ternyata sudah ada di Indonesia. Bagusnya lagi, kendaraan jenis ini bersifat massal alias transportasi publik. Meskipun area jelajahnya masih terbatas, saya bersyukur bisa menikmati pengalaman pertama naik transportasi publik autopilot alias nir-sopir ini. Prototipe transportasi publik ini berupa shuttle bus yang beroperasi di sekitaran The Breeze, BSD City (untuk saat ini).
Apa nama shuttle bus ini?
Buat pembaca yang belum tau, shuttle bus tanpa driver ini bernama Navya Autonom Shuttle (Navya). Shuttle bus ini menggunakan sistem pengoperasian autonomous electric vehicles (AV). Pertama dan satu-satunya di Indonesia. Untuk saat ini jumlah unitnya memang baru satu. Jika tahap uji coba ini lolos, bisa jadi jumlah shuttle busnya akan bertambah banyak.
Saya pun baru tau kalo Navya ini sudah ada di Indonesia sejak Mei lalu di QBig BSD City untuk uji coba tahap pertama. Selanjutnya, uji coba dilanjutkan di kawasan BSD Green Office Park (GOP) mulai 27 Agustus 2022 hingga 5 Januari 2023 mendatang. Tentunya sangat membanggakan Indonesia, khususnya kawasan BSD memiliki transportasi publik autodriving yang ramah lingkungan.
Sekadar informasi, Navya Autonom Shuttle ini menggunakan bahan bakar ramah lingkungan alias jenis kendaraan yang menggunakan energi listrik. Navya Autonom Shuttle beroperasi secara otomatis dengan menggunakan sensor aplikasi LIDAR alias Light Distance And Ranging. Cara kerjanya mirip dengan robot penyapu lantai otomatis. Teknologi LIDAR menggunakan metode pendeteksian objek yang menggunakan prinsip pantulan sinar laser untuk mengukur jarak objek yang ada di permukaan bumi.
Selain sensor LIDAR kendaraan ramah lingkungan ini juga dibekali sensor pemanfaatan GNSS (Global Navigation Satellite Systems). Semua sensor ini akan digabungkan dengan kamera resolusi tinggi untuk big data analysis, yang kemudian akan diproses oleh komputer yang memiliki spesifikasi tinggi tertanam di dalam mobil.
Transportasi publik otonom yang menggunakan energi listrik ini mampu mendeteksi, melacak, dan mengklasifikasi halangan di sekitar secara real time. Pendektesian ini digunakan untuk menentukan lintasan dan kecepatan kendaraan yang optimal, termasuk kemampuan akselerasi, kemudi, dan pengereman secara otomatis.
Setidaknya ada 6 sensor yang terpasang di Navya Autonom Shuttle. 2 di bagian depan 2 di belakang dan di bagian samping. Saya yang baru pertama kali naik cukup kaget karena sensor ini sangat sensitif dengan semua obyek yang berada di sekitarnya. Saking sensitifnya, saya sempat merasakan sensasi rem mendadak karena adanya daun yang melintang tertiup angin saat Navya Autonom Shuttle berjalan. Seru dan agak kaget. Untuk alasan keamanan, semua penumpang diwajibkan menggunakan sabuk pengaman. Rasanya seperti mau naik wahana permainan di Dufan.
Kapasitas Navya Autonom Shuttle mencapai 15 penumpang. 11 penumpang duduk dan 4 sisanya berdiri dengan bantuan gantungan tangan untuk keamanan saat terjadi manuver atau rem mendadak. Usia penumpang yang diizinkan naik minimal 10 tahun atau memiliki tinggi di atas 120 cm dan harus didampingi orang tua. Tidak dianjurkan untuk ibu hamil dengan kondisi yang kurang sehat.
Untuk mengoperasikan kendaraan ini, Navya Autonom Shuttle ditenagai dengan baterai berkapasitas 33 kWh yang mampu bertahan hingga 9 jam. Umumnya, baterai masih tersisa 80 persen setelah dioperasikan sepanjang hari. Menurut saya daya baterainya sangat hemat.
Bagaimana Caranya Naik Navya Autonom Shuttle Ini?
Ini serunya. Ternyata transportasi publik tanpa awak ini gratis. Siapa pun boleh naik. Tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Syaratnya hanya tinggal mengunduh aplikasi OneSmile yang ada di Google PlayStore atau Apps Store. Kita sebagai penumpang hanya disyaratkan untuk melakukan pendaftaran dan mengisi survei. Iya, semudah itu. Bahkan kita bisa mendapatkan voucher makan yang bisa diklaim di lokasi (selama persediaan masih ada). Saya termasuk yang beruntung mendapatkan voucher sebesar 25k. Lumayan untuk mengganjal perut. Â
Untuk saat ini karena masih tahap uji coba, jam operasinya hanya ada di jam-jam tertentu. Shuttle bus ini beroperasi dari Selasa hinggal Minggu. Libur setiap hari Senin. Jam operasionalnya antara pukul 10 pagi sampai 5 sore.
Akan Dipamerkan di G20 Summit di Bali
Sebagai satu-satunya miniatur transportasi publik tanpa awak yang dimiliki Indonesia saat ini, Navya Autonom Shuttle akan dipamerkan di gelaran G20 Summit di Bali pada November mendatang. Keberadaan transportasi publik nir-sopir ini akan membantu mobilitas masyarakat di masa depan. Keberadaanya akan menjadi pionir transportasi ramah lingkungan yang sejalan dengan pembangunan kota pintar yang sustainable di Tanah Air.
Adanya pengoperasian autonomous electric vehicles (AV) pertama di Indonesia yang berada di kawasan BSD City ini, merupakan bentuk komitmen dari Sinar Mas Land untuk mewujudkan pengembangan kota pintar berenergi hijau yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Nah, mumpung masih belum dipamerkan di G20 Summit di Bali pada November mendatang, ada baiknya kita mencobanya lebih dulu. Mumpung gratis. Selamat mencoba!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H