Rasanya baru kemarin Menteri Pendidikan berpidato mengenai merdeka belajar, Ujian Nasional akan diganti dengan asesmen. Tak terasa tahun sudah berganti, Ujian Nasional yang seharusnya tahun kemarin menjadi Ujian Nasional terakhir, ditiadakan untuk memutus rantai penyebaran virus korona. Setiap awal semester slogan anak sekolah adalah "Back to School," berbeda untuk kali ini. Meskipun Pak Nadiem sudah membolehkan untuk belajar di sekolah dengan syarat dan ketentuan tertentu, akan tetapi pembelajaran di sekolah masih dipertimbangkan karena kasus yang terus meningkat. Slogan "Back to School "tergantikan dengan slogan "Kembali Belajar di Rumah."
Tidak sedikit orang tua yang mengeluhkan sistem kembali belajar dirumah, akan tetapi tidak sedikit juga orang tua yang berani mengambil keputusan untuk kembali belajar di sekolah. Banyak problematika yang dihadapi guru, siswa, dan orang tua ketika belajar dirumah. Belajar di sekolah, berinteraksi langsung dengan guru dan teman kelas jauh lebih efektif dari pada belajar dirumah dengan platform pembelajaran on line atau guru home visit ke rumah siswa satu per satu. Memasuki semester kedua, untuk meminimalisir problematika belajar online supaya belajar di rumah lebih efektif harus dipersiapkan sejak dini. Sistem belajar online yang diterapkan setiap sekolah berbeda-beda, karena itu persiapan untuk kembali belajar di rumah pu berbeda setiap siswa.
'Ting tung ting', suara HP terdengar mendakan ada pesan WA masuk.
'Dek mail,' gumamku ketika mengintip notif WA dari jendela pop up.
"Kak, minggu ini bisa les? Mau nyelesein DOJO," isi pesan dari Dek Mail.
"Minggu ini, oke sebentar ya kakak aturkan jadwal lagi, karena jamnya dek mail kemarin dipakai siswa calistung kakak," balasan pesanku pada dek Mail.
Dek Mail merupakan siswa SD Swasta yang sistem pembelajaran onlinenya menggunakan zoom dan kelas dojo. Semester kemarin setiap hari guru dek mail mengirimkan materi dan tugas di kelas dojo sekitar 4 aktivitas. Karena ayah dan bunda dek mail bekerja dan tidak bisa mendampingi dek mail untuk mengerjakan tugas dengan maksimal sehingga tugas dek mail tertumpuk. Dek mail baru belajar dengan saya sekitar 2 bulan sebelum Ujian Akhir Semester 1. Aktivitas di Dojo yang belum dikerjakan 60 lebih, dan itu masih bertambah setiap harinya. Selesai ujian kemarin wali kelas dek mail menghimbau untuk mengerjakan semua aktivitas di dojo, saking takut dan setresnya dek mail sampai sakit karena aktivitas di dojo masih sekitar 40 an.
Untuk bunda atau teman-teman yang gurunya memberikan tugas setiap harinya dan wajib dikumpulkan, usahakan setiap harinya diselesaikan. Apabila orang tua bekerja dan anak membutuhkan pendamping belajar, persiapkan dari sekarang. Hubungi keponakan atau tentor belajar yang bisa mendampingi anak sehingga ketika proses belajar dirumah sudah dimulai anak sudah siap menyelesaikan tugas setiap harinya dengan pendamping belajar. Selain membantu mengerjakan tugas dari sekolah, pendamping belajar juga harus bisa menjelaskan kembali materi yang diajarkan di sekolah, sehingga ketika anak kembali ke sekolah, anak sudah memahami materi dan tidak tergantung dengan pendamping belajar untuk mengerjakan tugas.
Selain tugas, kesulitan anak biasanya dalam hal berhitung. Karena lama tidak mengulang penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian anak menjadi lupa. Yang dulu bisa menjadi lupa, yang dulu belum tahu semakin tidak mau tahu. Hal tersebut dialami sebagian besar siswa saya. Untuk mengatasi hal tersebut, persiapkan anak dengan berlatih kembali penjumlahan dan pengurangan, serta menghafal perkalian dan pembagian. Biasanya anak tidak mau kalau orang tua yang menyuruh, jika hal tersebut terjadi selain meminta bantuan pada pendamping belajar, bunda juga bisa meminta panduan kepada guru untuk memberikan soal. Sampaikan soal tersebut pada anak dan katakan bahwa soal dari guru dan harus dikerjakan. Bukan hanya dengan tulisan, anak juga bisa bermain game pembelajaran melalui platform quizizz.
Lamanya sistem belajar dirumah membuat minat anak untuk belajar semakin berkurang hingga akhirnya mengalami dismotivasi belajar. Hal ini menimpa beberapa siswa saya. Siswa yang dulunya semangat dan rajin belajar, sekarang menjadi malas dan tidak memiliki motivasi untuk belajar. Untuk menghadapi hal tersebut, bunda bisa bekerja sama dengan sekolah untuk mengadakan seminar motivasi online atau kompetisi online via konferensi jarak jauh supaya semangat dan motivasi anak untuk berkompetisi kembali.
Hal yang paling berat adalah anak TK yang mau SD. Anak usia 4-6 tahun adalah masa dimana mereka hanya ingin bermain, sementara syarat masuk SD harus bisa membaca, menulis, dan berhitung penjumlahan dan pengurangan dasar. Sangat sulit memaksa anak usia pra sekolah untuk belajar membaca, meulis, apalagi berhitung. Untuk mempersiapkan anak supaya bisa membaca ajak anak menyanyi atau bermain dengan mengenalkan huruf dan suku kata secara tidak langsung. Misalkan menyanyikan huruf abjad a sampai z, bermain tembak-tembakan dengan sasaran tembak huruf atau suku kata, atau mendongengkan cerita dan mengajak imajinasi anak dengan tokoh cerita huruf.
Belajar dirumah sudah berjalan 1 semester dengan pahit dan manis yang berbeda setiap orang. Evaluasi problematika belajar dirumah semester kemarin untuk perbaikan belajar dirumah semester ini sehingga kembali belajar dirumah bisa lebih baik dari belajar dirumah sebelumnya. Persiapkan semua hal yang belum tersedia di semester kemarin, motivasi anak untuk mempersiapkan diri ketika belajar di sekolah sudah dimulai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H