Mohon tunggu...
Achmad Fawas
Achmad Fawas Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IAIN Jember 2019

Hidup itu sangat sederhana, yang hebat hanya tafsirannya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Filsafat Islam Ibn Miskawayh

12 April 2020   14:16 Diperbarui: 12 April 2020   14:10 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Buku itu sudah di terjemahkan dalam beberapa bahasa termasuk bahasa Indonesia. Tahdzibul Akhlaq adalah karangan Ibnu Maskawayh yang cukup terkenal dan berperan besar dalam pembinaan akhlaq di dunia Islam hingga saat ini. Dalam kitab Tahdzib Al-Akhlaq, Ibnu Maskawayh menolak sebagian pemikiran dari yunani yang mengatakan bahwasanya akhlaq itu tidak dapat berubah karena berasal dari watak atau pembawaan tetapi bagi Ibnu Maskawayh akhlaq itu selalu berubah dengan kebiasaan dan latihan serta pelajaran yang baik. 

Sebab kebanyakan anak-anak yang hidup dan dididik dengan suatu cara tertentu didalam masyarakat, ternyata berbeda dalam menerima nilai-nilai yang luhur. Karena itu, seseorang dapat diperbaiki akhlaq-nya dengan membuang segala sifat tercelanya dan menghiasinya dengan sifat-sifat yang terpuji.

Sebelum menjelaskan pemikiran Ibnu Miskawayh tentang pendidikan etika atau kita sebut akhlaq terlebih dahulu akan dijelaskan tentang konsep ilmanusia menurut Ibnu Miskawayh. Sebab pendidikan ietika tidak akan terlepas dari yang namanya manusia sebagai subjek dan objeknya.

•Konsep Manusia
Manusia atau biasa kita disebut al-insan ada juga iyang menyebut berasal dari kata al-nisyan yang berarti lupa dan seakan-akan memberikan justifikasi bahwa ketika manusia tidak menepati janji atau mengerjakan suatu hal yang negative dengan alasan lupa, itu imerupakan kesalahan yang wajar-wajar saja. Kita sebagai manusia tidak dapat mengingkari bahwasanya kita mempunyai potensi untuk berbuat kesalahan dalam hidup. Tapi apabila kita berbuat kesalahan dalam hidup tetapi mengatasnamakan lupa adalah sesuatu yang juga keliru, karena pada dasarnya al-insan bukan berasal dari al-nisyan

•Konsep jiwa Manusia
Dalam diri manusia, Ibnu Miskawayh menjabarkan bahwa selain terdapatnya tubuh (raga) juga terdapat sesuatu yang bukan tubuh, dan juga bukan pula aksiden tubuh. Ia pada wujudnya tidaklah butuh pada kekuatan tubuh. Ia adalah subtansi sederhana, tidak dapat ditangkap oleh panca indra, Itulah iyang idisebut jiwa oleh Ibnu Miskawayh. Selanjutnya beliau menyebutkan bahwanya jiwa merupakan zat pada idiri kita yang bukan berupa tubuh, wujudnya tidak memerlukan potensi tubuh.

Bagi Ibnu iMiskawayh, pendidik mempunyai tugas serta tanggung jawab untuk meluruskan siswa melalui ilmu rasional agar mereka bisa mencapai ikebahagiaan intelektual dan juga untuk mengarahkan siswa pada disiplin-disiplin praktis dan aktivitas intelektual agar dapat mencapai kebahagiaan praktis. Pandangan Ibnu Miskawayh tentang pendidik dibagi menjadi dua, yaitu orang tua dan guru. 

Sementara itu, guru menurutnya ada dua, Iya itu guru deal muallim al-hakim dan guru biasa. Adapun pandangan Ibnu Miskawayh tentang kewajiban peserta didik adalah mencintai guru yang melebihi cintanya terhadap orang tua. Bahkan kecintaan peserta didik terhadap gurunya idisamakan dengan cinta terhadap Tuhannya. Oleh karena itu, dalam interaksi edukatif antara guru dan murid iharus didasarkan pada perasaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun