Semarang, 19 September 2016
Kepada NKRI,
Engkau adalah negeri yang sangat hebat. Engkau mempersatukan semua orang di negeri ini hingga mau beranak cucu di dalam naunganmu. Orang-orang pun menciptakan Bhineka Tunggal Ika sebagai slogan bersama. Setiap orang ingin setia dibawah naunganmu.
Waktu merubah segalanya……….
Dulu orang-orang berlomba-lomba agar bisa hidup dibawah nanunganmu. Kini orang-orang mulai pergi satu per satu. Kini hanya ada orang-orang lemah yang hanya mementingkan harta dan kekuasaan diatas semut-semut merah. Negeri NKRI ini dulu menjung persatuan dan kemakmuran bagi semua rakyatnya. tetapi sekarang menjunjung kemakmuran keuangan bagi pejabatnya. Sahabtku NKRI apakah dibawah naunganmu itu benar terjadi seperti itu?
Aku yakin memang begitu sulit untuk merubah dari yang buruk menuju yang baik tetapi sangatlah mudah untuk merubah dari yang baik menjadi yang buruk. Tapi para pejabat di negeri mu ini sudah memulai merubah menjadi yang lebih baik sedikit demi sedikit
Negeri ini juga semakin lama juga sudah semakin lebih demokrasi. Meskipun demokrasi di negeri ini belum sepenuhnya bisa dilaksanakan padahal negeri ini adalah negeri demokrasi. Oleh karena itu pantaskah kau disebut NKRI yang demokrasi ? sangatlah tidak sahabatku ! kau hanyalah negeri setengah demokrasi saja !
Aku juga sangat sedih mendengar kabar ini. rasanya aku ingin menangis melihat kabarmu seperti ini. aku sangat kecewa melihat orang-orang yang berlindung dibawah naunganmu yang hanya tersenyum meringis dan berkipas-kipas dari uang hasil korupsinya. Tetapi kamu NKRI yang dirugikan. Jujur saja sahabatku aku sangat sedih.
Apalagi banyak orang yang tidak bertanggung jawab dinegerimu. Ada orang-orang yang sudah terbukti salah tetapi masih saja tidak mengakui kalau bersalah. Orang-orang seperti itu sungguh egois dan munafik. Sahabatku, asal saja kau tahu orang seperti itulah yang harus kau brantas tuntas! Hanya boleh ada abu dan tanah yang tersisa untuk mereka.
Jangan mau ternodai oleh mereka! Jangan mau sisakan ruang untuk mereka! Jangan mau biarkan mereka hidup! Jangan mau berikan tempat yang nyaman lagi bagi mereka! Jangan biarkan tikus-tikus menginjak-injak semut-semut merah kecil! Itulah kata-kata yang bisa kuucapkan dariku.
Sahabatku, aku memiliki saran entah kau mau mendengarkan saranku atau tidak. Aku hanya ingin melihat bebas dari para parasit dan juga bebas dari belenggu kemiskinan dan aku ingin dirimu bisa tersenyum kembali di sebelah ku dan bisa pergi bersama-samaku lagi.
Pertama kau harus mengusut tuntas siapa saja yang merugikan dirimu. Kau harus tau siapa yang salah dan yang benar. Kau juga harus memilih pemimpin yang jujur dan tidak takut kepada siapapun. Kau juga harus memberikan pengumuman kepada seluruh rakyatmu bahwa rakyatmu harus terbuka dan mau mengalah kepada para pejabat. Kau juga harus memilih pejabat-pejabat daerah yang bersih. Kau bisa memulai mensosialisasikan kejujuran mulai dari anak-anak kecil dengan membentuk karang taruna. Dan juga harus memilih ketua karang taruna yang jujur.
Sahabatku tercinta kau harus ingat 1 hal. Kau memiliki potensi yang begitu hebat tetapi kau memiliki SDM yang sangat kurang baik. Oleh karena itu sahabatku kau harus sungguh berhati-hati dalam mengelola kehidupanmu jaman-jaman ini. kau memiliki begitu banyak keindahan pantai yang ada, begitu banyak keindahan pegunungan yang begitu indah begitu banyak adat istiadat yang begitu indah, dan juga banyak sekali bahan tambang yang ada. Oleh karena itu kau harus memilih orang-orang yang baik untuk mengelola negerimu agar kau bisa tersenyum kembali. Itulah pesan terakhirku sahabatkuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H