Mohon tunggu...
Achdiar Redy Setiawan
Achdiar Redy Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar pada Jurusan Akuntansi, FEB Universitas Trunojoyo Madura

Long-life learner. Interested in cultural studies, art, pyschology and spirituality-religiosity. Book, music and basketball lover

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Legasi untuk Kobe Bryant, Catatan atas Gelar ke-17 LA Lakers

12 Oktober 2020   13:59 Diperbarui: 12 Oktober 2020   21:42 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendukung LA Lakers merayakan keberhasilan meraih gelar juara ke-17 NBA. (Dok. Reuters)

Tribut artis mural untuk Kobe Bryant dan Gianna (Gambar: Ryan Young/The New York Times)
Tribut artis mural untuk Kobe Bryant dan Gianna (Gambar: Ryan Young/The New York Times)
Kepergian legenda besar ini memantik semangat berkobar di dada seluruh anggota organisasi Lakers. Sang pemilik, Jeanny Bush, GM Rob Pelinka, Coach Frank Vogel dan jajaran coaching & training staff serta seluruh pemain berulangkali menyatakan bahwa titel juara NBA musim ini harus diusahakan menjadi milik Lakers. 

Tujuannya cuma satu: memberi kebanggaan pada mendiang Kobe Bryant. Kobe harus dibuat tersenyum di langit sana menyaksikan satu-satunya tim yang dicintainya berjaya kembali.

Namun niatan dan antusiasme tinggi itu sungguh tak mulus. Pandemi Covid-19 datang melanda. Diawali dari kota Wuhan di Negeri Panda, virus Corona ini lantas menyebar ke seantero penjuru dunia. 

Tak terkecuali negeri adidaya, Amerika Serikat. Efeknya tak lagi hanya urusan kesehatan (jutaan jiwa terenggut nyawanya seluruh dunia). Dampak dominonya menyasar aspek ekonomi, sosial, budaya, politik hingga tak luput juga olahraga. 

Pertandingan olahraga yang mengumpulkan orang banyak terpaksa harus ditiadakan. Kerumunan penonton adalah salah satu aktivitas yang mesti dihindari sebagai langkah pencegahan penyebaran. Komisioner NBA, Adam Silver, pun memutuskan untuk menghentikan seluruh pertandingan lanjutan NBA sejak Maret 2020.

Setelah tiarap sekitar empat bulan, NBA memutuskan untuk melanjutkan gelaran NBA pada peretengahan Juli. Sisa pertandingan musim reguler dimulai lagi dengan sistem home tournament tanpa penonton. 

NBA menamakannya NBA Bubble. Semua pelaku pertandingan dikumpulkan dalam sebuah tempat yang terkoneksi. Orang luar tidak diperkenankan masuk dengan mudah. 

Protokol kesehatan ditegakkan dengan ketat. Semua tim yang berpotensi lolos playoff berkumpul dalam satu gelembung pada pertengahan Juli hingga restart resmi pada 31 Juli.

Musim reguler dipungkasi dengan delapan tim Wilayah Timur dan Wilayah Barat yang diprediksi sejak awal akan melaju ke babak Playoff. Lakers memuncaki Barat, diikuti rival sekota LA Clippers di posisi runner-up. Milwaukee Bucks juga bertengger teratas di Timur. Juara bertahan Toronto Raptors menguntit di posisi kedua.

Ketika pertandingan memasuki fase playoff, drama baru mengemuka. Di AS terjadi serangkaian peristiwa yang memuncak pada terbunuhnya kaum (yang kebetulan) berkulit hitam di tangan anggota polisi (yang kebetulan) berwarna putih.

Isu rasial yang membayangi kejadian ini lantas menimbulkan huru hara di seantero Amerika. Keadilan hukum dimohonkan kepada pemerintah untuk ditegakkan agar kejadian serupa tidak berulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun