Tujuannya cuma satu: memberi kebanggaan pada mendiang Kobe Bryant. Kobe harus dibuat tersenyum di langit sana menyaksikan satu-satunya tim yang dicintainya berjaya kembali.
Namun niatan dan antusiasme tinggi itu sungguh tak mulus. Pandemi Covid-19 datang melanda. Diawali dari kota Wuhan di Negeri Panda, virus Corona ini lantas menyebar ke seantero penjuru dunia.Â
Tak terkecuali negeri adidaya, Amerika Serikat. Efeknya tak lagi hanya urusan kesehatan (jutaan jiwa terenggut nyawanya seluruh dunia). Dampak dominonya menyasar aspek ekonomi, sosial, budaya, politik hingga tak luput juga olahraga.Â
Pertandingan olahraga yang mengumpulkan orang banyak terpaksa harus ditiadakan. Kerumunan penonton adalah salah satu aktivitas yang mesti dihindari sebagai langkah pencegahan penyebaran. Komisioner NBA, Adam Silver, pun memutuskan untuk menghentikan seluruh pertandingan lanjutan NBA sejak Maret 2020.
Setelah tiarap sekitar empat bulan, NBA memutuskan untuk melanjutkan gelaran NBA pada peretengahan Juli. Sisa pertandingan musim reguler dimulai lagi dengan sistem home tournament tanpa penonton.Â
NBA menamakannya NBA Bubble. Semua pelaku pertandingan dikumpulkan dalam sebuah tempat yang terkoneksi. Orang luar tidak diperkenankan masuk dengan mudah.Â
Protokol kesehatan ditegakkan dengan ketat. Semua tim yang berpotensi lolos playoff berkumpul dalam satu gelembung pada pertengahan Juli hingga restart resmi pada 31 Juli.
Musim reguler dipungkasi dengan delapan tim Wilayah Timur dan Wilayah Barat yang diprediksi sejak awal akan melaju ke babak Playoff. Lakers memuncaki Barat, diikuti rival sekota LA Clippers di posisi runner-up. Milwaukee Bucks juga bertengger teratas di Timur. Juara bertahan Toronto Raptors menguntit di posisi kedua.
Ketika pertandingan memasuki fase playoff, drama baru mengemuka. Di AS terjadi serangkaian peristiwa yang memuncak pada terbunuhnya kaum (yang kebetulan) berkulit hitam di tangan anggota polisi (yang kebetulan) berwarna putih.
Isu rasial yang membayangi kejadian ini lantas menimbulkan huru hara di seantero Amerika. Keadilan hukum dimohonkan kepada pemerintah untuk ditegakkan agar kejadian serupa tidak berulang.Â