Mohon tunggu...
Achdiar Redy Setiawan
Achdiar Redy Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar pada Jurusan Akuntansi, FEB Universitas Trunojoyo Madura

Long-life learner. Interested in cultural studies, art, pyschology and spirituality-religiosity. Book, music and basketball lover

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Legasi untuk Kobe Bryant, Catatan atas Gelar ke-17 LA Lakers

12 Oktober 2020   13:59 Diperbarui: 12 Oktober 2020   21:42 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
LeBron James (tengah) membawa trofi juara NBA dan pemain terbaik Final NBA seusai mengantar LA Lakers mengalahkan Miami Heat pada gim 6. (AFP/ Douglas P. DeFelice via Kompas.com)

Pagi ini waktu Indonesia, LA Lakers menahbiskan diri sebagai Juara NBA kali ke-17. LAL mengakhiri ambisi juara Divisi Timur, Miami Heat dengan kedudukan 4-2. 

Raihan ini menyamai pencapaian Boston Celtics selama NBA franchise berputar. Lebih istimewa lagi, perolehan cincin juara ini terjadi pada tahun yang sungguh berat dan terjal. Ada banyak drama dan kejadian yang mengiringi perjalanan panjang musim 2019/2020 ini.

Musim 2019/2020 ini memang menempatkan Lakers sebagai salah satu unggulan utama mendominasi kejuaraan. Hadirnya Anthony Davis (AD) di awal musim menghadirkan ancaman mengerikan bersama LeBron "King" James yang sudah merapat sejak 2018. 

Bersama Javale McGee dan Dwight Howard, datangnya AD menjadikan barisan Big Man Lakers ini mengerikan sekali.

Barisan small man dan shooter andal seperti Danny Green, Avery Bradley (sejak NBA restart memutuskan tidak bergabung dengan tim), Kentavious Caldwell Pope, dan Rajon Rondo plus tenaga muda bertalenta seperti Kyle Kuzma dan Alex Carusso adalah jaminan kualitas. Alhasil, Lakers bertengger di puncak klasemen wilayah barat NBA sejak putaran I hingga akhir musim reguler.

Saat ekspektasi terhadap tim kuning-ungu ini meninggi untuk mengembalikan tropi Larry O'Brien ke rumahnya sejak kali terakhir satu dekade lalu, berita tragis itu menyeruak. Kobe Bryant, salah satu bintang terbesar NBA dan Lakers, pergi secara dramatis di pagi 27 Januari 2020. 

Bersama putri kesayangannya, Gianna Bryant (dan tujuh penumpang lainnya), Kobe berpulang dalam sebuah kecelakaan helikopter. Hasrat Kobe menyaksikan kembalinya dominasi LAL di musim ini harus terkubur. 

Legenda hidup yang menghabiskan seluruh karier profesional bola basketnya (1996-2016) hanya di LA Lakers ini lima kali membawa timnya juara NBA. Threepeat 2000 hingga 2002 adalah awal masa kejayaan Kobe Bryant dengan duet mautnya Shaquille O'Neal. 

Setelah pecah kongsi dengan Shaq, Kobe bersinar lagi di tahun 2009 dan 2010, kali ini bersama dengan rekan setim seperti Pau Gasol, Lamar Odom dll. Setelah kali terakhir juara di 2010 itulah, Lakers menuju senjakala seiring menuanya KB hingga memutuskan pensiun pada tahun 2016.

Maka, musim 2019/2020 diharapkan Kobe menjadi akhir penantian kembalinya kejayaan tim asal California ini. Ia kerap kali mendampingi dari pinggir lapangan memberikan dukungan langsung. 

Ia menjadi mentor dan motivator utama LBJ dan AD sepanjang musim ini. Tak pelak saat tragedi mengenaskan itu terjadi, kesedihan dan kepedihan langsung menyergapi seantero pendukung Lakers (juga NBA secara umum). Kobe dan senyumnya yang khas itu tak akan lagi membersamai para pencinta basket.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun