Mohon tunggu...
Achdiar Redy Setiawan
Achdiar Redy Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar pada Jurusan Akuntansi, FEB Universitas Trunojoyo Madura

Long-life learner. Interested in cultural studies, art, pyschology and spirituality-religiosity. Book, music and basketball lover

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

I Love This Game: Catatan Ringan Penggila NBA

14 Juni 2017   16:49 Diperbarui: 14 Juni 2017   17:03 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepercayaan tinggi menjadikan Warriors semakin memperlebar jarak. Di awal quarter ketiga bahkan sempat 10-0. Pertandingan akhirnya ditutup dengan skor 113-91. Lebron sejatinya tampil komplit dengan torehan 28 point 15 rebound dan 8 assist. Kyrie juga stabil dengan kontribusi 24 poin. Namun KD menjadi pembeda di game kali ini. Ia menggila dengan 38 point 8 rebound dan 8 assists. Steph Curry juga konsisten dengan aksinya, sekitar 28 poin disumbangkan. Plus aksi-aksi drive dan three-point shot uniknya. Secara total, offense Warriors rapi. Hanya 4 turnovers dibukukan.

Kredit lain pantas dialamatkan kepada performa defense Warriors kali ini. Selain LBJ dan Kyrie, hampir rest of team Cavs tidak step-up. Lebron bahkan harus melakukan 8 turnovers akibat defense ketat bergantian Green, Iggy dan Durant. Paint area begitu sulit ditembus. Tidak mudah switching defender sehingga jarang missmatch. Rotasi line up pun mulus. Barisan bench Cavs tak memberikan kontribusi maksimal ketika diadu dengan bench Warriors. Faktor kecepatan terbukti lebih mampu unggul dibandingkan pengalaman para veteran. Acting Coach Mike Brown (Head Coach Steve Kerr cedera) berhasil meramu pasukannya begitu ciamik. Apalagi Brown sendiri pernah membesut Cavs awal tahun 2000an. Karakter filosofi permainan Cavs dengan sendirinya dapat dikenali.

Jika Tyron Lue, Head Coach Cavs, tidak kunjung membuat kontra strategi menghadapi senjata lengkap Warriors, maka final tahun ini tidak bisa diharapkan seseru final tahun 2016. Game 7 tahun lalu masih dikenang sebagai bukti bahwa selalu ada kemungkinan menang sebelum bel akhir berbunyi. Strategi disusun menit per menit, bahkan detik per detik. Terkadang ada kejutan tak disangka. Hanya mereka yang waspada hingga detik terakhir yang akan memenangkan pertarungan. Itulah indahnya basket. "That's why we play", tagline NBA tahun ini begitu pas menggambarkan ragam drama dalam pertandingan bola basket. Terlebih ketika trilogi final 2 tim terbaik di kolong langit ini sedang bertarung. I love this game

:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun