Mohon tunggu...
Achdian Hardini
Achdian Hardini Mohon Tunggu... mahasiswa -

Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Konsentrasi Ekonomi Moneter angkatan 2012. Fakultas Ekonomi Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mencermati Peluang Pelemahan Rupiah

29 Maret 2015   18:02 Diperbarui: 9 Mei 2018   08:47 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eksportir kakao juga meraup untung lebih akibat meroketnya harga kakao di pasar internasional. Kenaikan harga biji kakao ini tidak hanya dipengaruhi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar, melainkan naiknya harga market internasional. Namun tidak semua komiditi ekspor harganya naik, sebab sebagian ada juga jumlah permintaan dari luar negeri menurun. Walau demikian, eksportir yang menerima pembayaran ekspor dalam dolar dan cost produksi mereka menggunakan rupiah akan mendapatkan jumlah rupiah yang lebih banyak atas barang ekspor mereka.

Selanjutnya yang turut merasakan keuntungan pelemahan rupiah adalah orang yang selama ini menyimpan uangnya dalam bentuk dolar atau yang berinvestasi dengan menyimpan dolar. Momen ini akan membuat mereka menukarkan dolarnya ke rupiah karena akan mendapat rupiah yang lebih banyak. Hal ini mirip dengan berinvestasi dalam emas. Sisi positif lainnya yaitu meningkatnya nilai gaji dalam bentuk dolar AS atau mata uang asing lainnya saat ditukarkan dengan rupiah.

Mencermati Peluang Pelemahan Rupiah

Terlepas dari efek negatif dan positif dari pelemahan nilai rupiah, dapatkah kita menelaah apa maksud di balik pelemahan rupiah tersebut? Bukankah pelemahan nilai tukar rupiah ini dapat dijadikan momentum dan peluang untuk memaksimalkan beberapa sektor lainnya, seperti ekspor dan pariwisata? Meroketnya harga-harga barang impor dapat mengurangi dan menekan permintaan akan impor dalam negeri. 

Kondisi seperti ini Indonesia harus gencar meningkatkan daya saing produk dalam negeri, mencuri minat konsumen dengan harga produk lebih murah namun kualitas mampu bersaing. Sudah waktunya pemerintah mendorong ekspor dengan memperbaiki infrastruktur untuk kelancaran ekspor dalam negeri.

Mari mencermati tentang sektor pariwisata, Indonesia dapat meraih banyak keuntungan dari sektor ini. Salah satu faktor penarik dan pendorong seseorang melakukan kunjungan ke suatu negara adalah masalah biaya. 

Dapat dikatakan pula bahwa motivasi wisatawan asing yaitu mendapatkan apapun yang mereka inginkan termasuk kepuasan dan refreshing berkualitas namun dengan harga ‘miring’. Ilustrasinya seperti ini, jika seorang warga Amerika Serikat ingin berkunjung ke Indonesia dengan modal US$ 1.000; maka ia akan menukarkan uangnya menjadi Rp 12.000.000; (anggap saja waktu itu kurs US$ 1 adalah Rp 12.000;), dan jika rupiah mengalami pelemahan nilai tukar menjadi US$ 1 adalah Rp 13.200; maka uang wisatawan tersebut akan meningkat menjadi Rp 13.200.000. Dengan tambahan uang Rp 1.200.000; tersebut, tentu akan membuat wisawatan asing mendapatkan lebih banyak hal dalam kunjungannya. 

Oleh sebab itu, kita hanya perlu untuk melihat permasalahan ini dari sudut pandang yang berbeda, menjadikan isu pelemahan rupiah sebagai peluang wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia.

Di lain sisi, pelemahan nilai tukar rupiah juga akan membuat warga Indonesia mengurangi kunjungannya ke Negara lain karena modal kunjungan ke luar negeri akan terasa lebih sedikit bila ditukarkan dengan mata uang asing. Sehingga banyak yang mengurungkan niat atau membatalkan rencana kunjungannya ke luar negeri. Jadi, cash outflow bisa ‘tertekan’ dengan sendirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun