Benda keramat peninggalan Nabi Sulaiman AS -dibawah Masjid Al Aqsa pernah tersimpan sebuah Tabut yang diyakini peninggalan Nabi Sulaiman AS. Tabut tersebut pernah dijadikan pemujaan oleh para Pemuka Agama Yahudi Talmud/Kabbala, hingga akhirnya menghilang entah kemana dan sampai saat ini belum ditemukan. Yang ingin saya tanyakan:
- Benarkan ada “benda” itu yang diyakini dapat memberikan kekuatan gaib yang amat dahsyat bagi yang menemukannya?
- Apakah “benda” tersebut adalah yang dicari-cari oleh Ksatria Templar yang melakukan penggalian dibawah kuil pada saat perang salib?
Semoga Anda selalu berada dalam rahmat dan hidayah Allah Swt. Saya akan memulai pemaparan ini dengan produsen dari film tersebut terlebih dahulu, yakni National Geographic. Lembaga ini didirikan di Amerika Serikat, 27 Januari 1888, oleh 33 orang yang tertarik meningkatkan pengetahuan geografi mereka. Gardiner Greene Hubbard menjadi presiden pertama dan kemudian digantikan oleh menantunya, Alexander Graham Bell. Yayasan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan umum tentang geografi dunia dan pada akhirnya mensponsori penerbitan majalah bulanan National Geographic. Saat ini, National Geographic saat ini telah terbit di 60 negara dalam 30 bahasa dengan oplah lebih dari 9,5 juta eksemplar per bulan. Tidak saja dalam bentuk majalah, tetapi juga telah merambah ke audio-visual.
Hanya saja, perusahaan ini telah dimasukkan dalam daftar Boikot Dunia Islam terkait fatwa boikot dari Dr. Yusuf Qaradhawy (silakan lihat semua daftar boikot di www.inminds.co.uk). Semua perusahaan yang masuk dalam daftar boikot tersebut diketahui telah mengalirkan sebagian labanya untuk menunjang eksistensi zionis-Israel yang hari ini masih saja menjajah Palestina. Arti masuk dalam daftar boikot yakni umat Islam jangan sampai mengalirkan uangnya ke kocek mereka, bukan dalam artian tidak boleh mengambil manfaatnya atau mengkonsumsinya. Ini adalah perang ekonomi. Walau banyak manfaat yang bisa kita ambil dari produk National Geographic, kita tetap harus ekstra kritis dalam “memamahnya” karena tetap saja paradigmanya beda dengan paradigma keislaman, terutama jika mereka membahas masalah sejarah, pasti yang dipakai ya perspektif Barat. Demikian juga dengan film tentang tempat-tempat suci di Yerusalem, perspektifnya sangat Barat. Kita tahu siapa yang berada di balik hegemoni paradigma Barat tersebut.
Soal Tabut Perjanjian atau Tabut Sakinah, benda yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai Covenant of Ark ini hanyalah salah satu benda berharga dalam keyakinan Yahudi yang diyakini mereka tertanam di bawah kompleks Masjidil Aqsha. Selain itu masih ada Laver (Baskom), Menorah (Kandil Emas, dijadikan lambang Mossad), Mezbah Pembakaran Ukupan (The Golden Altar of Incense), Meja Roti Sajian (Table of Showbread), Mezbah Pembakaran (Brazen Altar), dan lainnya. Sejarah mencatat jika benda-benda itu “hilang” tatkala Kaisar Titus dari Roma menyerbu dan membakar Yerusalem pada tahun 70 M.
Apakah Tabut Perjanjian itu? Tabut itu sendiri merupakan sebuah perkakas yang terbuat dari kayu yang sangat biasa, sudah dikenal di Timur Tengah Purba jauh sebelum zaman Musa a.s.. Tabut lazim dipergunakan sebagai tempat penyimpanan dokumen yang mengandung ketentuan-ketentuan perjanjian. Nah, yang kemudian dikenal dunia sebagai Tabut Perjanjian (Covenant of Ark atau orang Yahudi menyebutnya sebagai ’Aron Haberit) memang unik dan spesial. Tabut bangsa Yahudi itu dilapisi dengan emas sebagai wadah suci yang mudah dibawa.
Dalam berbagai keterangan Barat disebutkan jika Tabut tersebut digunakan untuk menyimpan dua Loh Batu yang berisi 10 Firman Tuhan yang diberikan kepada Musa a.s. Namun yang harus diperhatikan jika ini bukanlah Loh batu yang merupakan “tulisan” Allah yang asli, yang ditulis “dengan jari Allah”. Karena Loh Batu yang asli sudah dicampakkan dan dipecahkan oleh Musa ketika turun dari bukit dan menjumpai orang-orang Yahudi yang menari-nari memuja patung sapi betina. Episode ini dalam Qur’an juga disinggung dalam surat al-Baqarah (sapi betina).
Yang banyak tidak diketahui orang. Tabut Perjanjian tersebut merupakan bentuk asli dari Bait Alah-nya Yahudi. Tabut tersebut selalu di bawa-bawa mereka ketika menuju Mesir, melarikan diri dari kejaran Firaun, dan bahkan dalam peperangan. Tabut Perjanjian merupakan Bait Allah portabel yang selalu berada di dalam kemah suci bangsa Yahudi di dalam pengembaraannya. Kala itu bangsa Yahudi tidak menjadikan Yerusalem sebagai kota sucinya. Bangsa Filistin merupakan bangsa asli dari tanah Palestina. Jadi klaim Yahudi jika Yerusalem atau Tanah Palestina merupakan tanah suci mereka maka itu adalah klaim palsu. Semua paparan sejarah ini bisa dibaca di banyak buku, di antaranya silakan baca buku “Rahasia di Balik Penggalian Al-Aqsha: Mitos Haikal Sulaiman, Tabut Yang Hilang, dan Penantian Kedatangan Juru Selamat Yahudi” (Abu Aiman, 2007).
Pertanyaan pertama, apakah benda itu punya kekuatan dahsyat? Saya tidak percaya. Benda itu bahkan menjadi bahan olok-olok Yahudi Hollywood, karena di dalam film “Indiana Jones: The Crystal of Skulls” yang merupakan seri terbaru dari serial Indiana Jones yang diperankan aktor Zionis-Yahudi Harrison Ford, Tabut Perjanjian tersebut sempat diperlihatkan berada di dalam peti yang terbuka di satu gudang di dalam area militer di Gurun Nevada (Area 51?).
Dan soal pertanyaan kedua, Templar memang melakukan penggalian di bawah kompleks Masjidil Aqsha untuk menemukan harta karun tersebut (Knight dan Lomas, dua peneliti Inggris tentang Templar menemukan sisa-sisa penggalian beserta alat-alat eskavasi Templar di bawah komples Masjidil Aqsha. Mereka berdua yakin jika sejak jatuhnya Yerusalem ke tangan pasukan salib tahun 1099, Ordo Sion dan kemudian Templar telah melakukan penelitian dan penggalian di lokasi tersebut. Hasil penelitian mereka berdua ditulis dalam buku “The Hiram Key”).
Kaum Yahudi memang yakin benda-benda tersebut masih berada di bawah kompleks Masjid Al Aqsha. Sejak tahun 1099 mereka menggali pondasi Masjidil Aqsha dan hal itu terus dilakukan hingga hari ini(!), namun benda yang dicari tidak ada juga. Lebih sembilan abad menggali namun benda yang dicari tidak ada juga. Saya yakin jika alasan mereka untuk mencari benda-benda itu dusta belaka. Mereka sesungguhnya ingin merubuhkan Masjidil Aqsha dan menggantinya dengan pembangunan kuil ketiga mereka di atas reruntuhan pondasi Masjidil Aqsha yang telah hancur. Sebab itu menjadi kewajiban, fardhu’ain bagi kaum Muslim seluruh dunia untuk melawan Zionis-Yahudi, termasuk melawan seluruh sekutunya seperti halnya kaum Neo-Liberal dan semua pendukungnya. Wallahu’alam bishawab.